
JAKARTA, KalderaNews.com – Pemerintah telah menepis isu “import” guru dari luar negeri. Yang ada pelatihan yang mendatangkan trainer dari luar negeri. Kedatangan para instruktur dari luar negeri tersebut bukanlah untuk menggantikan peran para guru di Indonesia. Instruktur asing akan membantu percepatan proses peningkatan kapasitas para guru.
“Sama sekali bukan import atau kemudian diangkat menjadi PNS atau dikontrak dalam jangka panjang. Apalagi sampai menggantikan guru-guru di sekolah. Itu saya jamin tidak akan terjadi,” tandas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Jakarta.
Selain memberikan pelatihan, para instruktur ahli yang didatangkan dari luar negeri tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas melalui sertifikasi dengan rekognisi internasional.
BACA JUGA:
- Indonesia Tidak Import Guru, Biar Nendang, Training of Trainers Aja
- Inilah Daftar Lengkap SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta dengan Hasil UN Tertinggi 2019 di Jawa Timur
- Ini Dia 10 Siswa SMA/SMK di Kalimantan Tengah Peraih Nilai Tertinggi UN 2019
- Inilah 10 SMK Peraih Nilai UN Tertinggi 2019 di Kalimantan Barat
“Instruktur asing punya banyak manfaat. Yang pertama untuk skilled-up, untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan yang dimiliki instruktur kita. Kemudian yang kedua, untuk benchmarking. Kita bisa mengukur tingkat kemampuan instruktur kita. Maka itu, yang kita undang ke sini pasti yang terstandar,” jelas Mendikbud.
“Kita punya P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) yang saya kira bengkel dan laboratoriumnya cukup representatif. Sehingga mereka tidak akan kesulitan kalau datang ke Indonesia. Kita harap tidak hanya melatih, tetapi juga membantu mendesain pelatihan yang lebih baik,” tutur Muhadjir.
Salah satu keuntungan yang didapatkan dengan mendatangkan para instruktur ahli dari luar negeri adalah efisiensi biaya.
“Misalkan saja kalau kita mengirimkan guru-guru ke luar negeri, ada biaya pelatihan, biaya hidup, dan juga biaya perjalanan. Kalau kita datangkan ke sini, menurut saya jauh lebih efisien,” jelas Mendikbud.
“Agar di dalam memberikan materi, para instruktur asing itu tidak berdasarkan persepsi. Tetapi betul-betul tahu realitas lapangan di Indonesia,” lanjut Muhadjir.
Mendikbud optimistis program pelatihan dapat dilaksanakan pada tahun 2019. Detil pelaksanaan dan anggarannya sedang dibahas di tingkat Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Kendati demikian, program pelatihan guru di luar negeri untuk jangka pendek tetap dilakukan. Pada Februari lalu Kemendikbud mengirim 1.200 guru ke sejumlah negara untuk menjalani pelatihan. “Sehingga target pengiriman 7.000 guru untuk kursus ke luar negeri tahun ini bisa tercapai,” pungkas Mendikbud.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply