JAKARTA, KalderaNews.com – Setiap 25 Januari, kita memperingati Hari Gizi Nasional (HGN). Tahun ini, HGN bertema “Remaja Sehat, Bebas Anemia” dengan slogan: Gizi Seimbang, Remaja Sehat, lndonesia Kuat”
So, kenapa remaja dan anemia menjadi fokus dalam peringatan Hari Gizi Nasional 2021? Begini penjelasannya.
BACA JUGA:
- Waspadai 8 Dampak Krisis di Rumah Aja bagi Remaja!
- Anak Remaja Sulit Bangun Pagi, Simak Penjelasan Ilmiah Berikut Ini
- Belajar di Rumah Terus, Waspadai “Cabin Fever”
Dikutip dari buku panduan peringatan Hari Gizi Nasional 2021 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, salah satu komponen terpenting dalam pertumbuhan manusia adalah terpenuhinya kebutuhan gizi, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) hingga usia remaja.
Masalah gizi yang terjadi pada usia remaja bisa meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi. Persoalan gizi pada usia remaja juga berpengaruh pada perkembangan kognitif, produktivitas, kinerja, dan daya saing di tingkat global.
Kini, lndonesia masih dihadapkan pada beban ganda masalah gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting dan obesitas, serta kekurangan zat gizi mikro, terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar. Hal ini bisa menjadi ancaman besar, lantaran dampaknya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia pada masa depan.
Secara umum, anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Alhasil, organ tubuh tak mendapat cukup oksigen, yang membuat penderita mudah lelah serta tidak berkembang. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang.
Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja di Indonesia menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik.
Berbagai upaya penanggulangan masalah gizi mikro, terutama anemia telah dilakukan, seperti melalui suplementasi Tablet Tambah Darah kepada remaja putri. Hal ini merupakan intervensi spesifik yang sangat strategis, untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat untuk melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
“Saat ini, menjadi tantangan kita bersama, agar intervensi gizi pada remaja, khususnya pemberian Tablet Tambah Darah kepada remaja putri tetap dapat dilaksanakan, walaupun proses belajar siswa masih di lakukan secara daring atau belajar dari rumah (BDR),” tulis Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Rl, dr. Kirana Pritasari, MQIH.
Peringatan Hari Gizi Nasional 2021, menurut dr. Kirana, menjadi momentum baik di masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan komitmen dan mempererat kerja sama seluruh elemen bangsa untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi remaja terutama dalam penanggulangan anemia.
lndonesia membutuhkan remaja yang produktif, kreatif, serta kritis demi kemajuan bangsa itu sendiri, dan remaja dapat mencapai produktifitas dan kreativitas yang maksimal serta mempunyai pemikiran yang kritis, apabila mereka sehat. Remaja sehat bukan hanya dilihat dari fisik, tetapi juga kognitif, psikologis, dan sosial. Perkembangan saat remaja, sangat menentukan kualitas seseorang untuk menjadi individu dewasa.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply