JAKARTA, KalderaNews.com – Selama satu tahun pandemi Covid-19, sebanyak 107 orang sivitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terkonfirmasi positif. Dan saat ini, ada 22 orang yang masih menjalani perawatan. “Sayangnya, yang meninggal 6 orang,” ujar Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko.
“Selama setahun ini, sejauh yang sudah masuk di catatan kami tidak ada transmisi kantor, tetapi sayangnya, yang terjadi adalah kluster keluarga, kecuali sivitas LIPI yang terpaksa harus melaksanakan perjalanan dinas, itu kasusnya memang cukup tinggi,” kata Handoko.
BACA JUGA:
- LIPI Beri Solusi Daur Ulang Limbah Masker Sekali Pakai, Begini Caranya
- LIPI Kembangkan Inovasi Atasi Limbah Medis Covid-19
- Kepala LIPI: Produktifitas Riset Indonesia Masih Rendah
Meski demikian, Handoko mengatakan bahwa para peneliti LIPI yang melakukan riset terkait Covid-19 secara langsung, bahkan melakukan kultur virus, tidak ada yang terkonfirmasi positif.
Hal itu dikatakan Handoko jelang program vaksinasi Covid-19 bagi sivitas LIPI. Vaksinasi digelar selama dua hari, 18-19 Maret 2021.
Namun, Handoko mengimbau, meskipun telah di vaksin, sivitas LIPI harus menjaga protokol kesehatan dan tetap menjalankan prosedur kerja.
“Vaksin ini tidak menjamin kita bebas dari penularan dan infeksi. Tetapi ini untuk membantu kita menjaga agar tidak jatuh sakit,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, LIPI dan PT. Gerlink Utama Mandiri menandatangani nota kesepahaman terkait perjanjian lisensi “Paten Biasa: Alat Penghancur Jarum Suntik Dengan Elektroda Geser”. Perangkat ini merupakan inovasi LIPI untuk mengurangi dampak limbah medis, terutama jarum suntik lantaran penggunaannya yang meningkat dalam program vaksinasi Covid-19.
Sementara, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi yang hadir dalam pembukaan vaksinasi LIPI mengatakan, “Kita akui, memang vaksin ini tidak serta merta ada sebanyak yang kita butuhkan. Kita membutuhkan 363 juta vaksin untuk menyuntik rakyat Indonesia. Alhamdulillah, Presiden Jokowi mempunyai komitmen yang besar untuk mengendalikan pandemi ini melalui vaksinasi.”
Oscar juga menyebutkan bahwa pemerintah terus menerapkan strategi 3T, yaitu testing, tracing, treatment. Testing untuk menguatkan jejaring laboratorium. Tracing, yaitu surveillance yang memang terarah dan terpadu. Treatment berada di level perawatan di rumah sakit.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!


Leave a Reply