
JAKARTA, KalderaNews.com – Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi, Minggu, 14 Maret 2021. Nyepi dirayakan setiap Tahun Baru Saka yang jatuh pada tanggal pertama atau kesatu bulan ke-10 dalam kalender Hindu.
Nyepi mengandung dialog spiritual yang dilakukan umat Hindu agar kehidupan selalu harmonis. Tidak seperti perayaan yang lain, selama hari raya Nyepi, jalanan akan sepi, tak ada aktivitas yang dilakukan, bahkan bandara dan toko pun ikut tutup.
BACA JUGA:
- Patung Kosmonot Uni Soviet Berdiri Tegak di Taman Mataram Jakarta, Sampai Sebegitunya, Siapakah Yuri Gagarin itu?
- Milenial Sekolah Cikal Memotret Estetika “Kamanungsan” Lewat Seni Rupa dan Film
Sebelum Hari Raya Nyepi, beragam rangkaian acara dilakukan umat Hindu untuk menyambut Nyepi. Nah, berikut ini rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi yang harus kamu ketahui:
Melasti
Berasal dari kata “Mala” yang berarti kotoran, dan “Asti” yang artinya membuang atau memusnahkan. Upacara Melasti merupakan rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan membersihkan segala kotoran badan dan pikiran, serta segala bentuk perbuatan yang telah terjadi di masa lalu.
Ritual Melasti diawali dengan berdoa agar umat Hindu diberi kekuatan saat melaksanakan Nyepi. Selama melakukan ritual ini, umat Hindu akan melakukan sembahyang di laut.
Dalam ritual ini, biasanya umat Hindu akan membawa arca, pretima, dan barong menuju laut atau sumber air untuk memohon pembersihan.
Tawur Agung dan Pangerupukan
Tawur Agung atau Tawur Kesanga merupakan ritual sehari jelang perayaan Hari Suci Nyepi yang jatuh pada hari Tilem Sasih Sesanga. Tawur diartikan membayar atau mengembalikan sari-sari yang telah diisap atau digunakan oleh manusia.
Ritual Tawur Agung bertujuan menyucikan alam semesta dan meningkatkan hubungan serta keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya, serta manusia dengan Tuhan.
Ritual Tawur Agung diikuti upacara Pangerupukan, yaitu menyebar nasi tawur, menaruh obor di sekeliling rumah, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul kentongan.
Upacara ini juga biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh disertai berbagai suara keras, seperti petasan dan keplug-keplugan, yaitu bom atau meriam khas Bali.
Nyepi
Hari Raya Nyepi jatuh pada Penanggal Apisan Sasih Kedasa yang digelar selama 24 jam, dari matahari terbit pukul 06.00 pagi hingga pukul 06.00 pagi keesokan harinya.
Selama hari raya ini, umat Hindu tak boleh melakukan berbagai aktivitas fisik selain yang berguna untuk penyucian jiwa. Umat Hindu akan melaksanakan empat pantangan yang disebut dengan Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni, yang berarti tidak boleh menyalakan api, baik api fisik, maupun api dalam diri kita.
Selain itu, Amati Karya, yang berarti tidak boleh bekerja atau melakukan aktivitas, kecuali yang bertujuan untuk penyucian diri, misal berdoa. Pantangan ketiga adalah Amati Lelungan atau tidak boleh bepergian. Pantangan terakhir adalah Amati Lelanguan, yaitu tidak boleh bersenang-senang dengan menggunakan alat teknologi seperti televisi, radio, atau musik yang sifatnya menghibur.
Ngembak Geni
Ngembak Geni berasal dari kata “ngembak” yang berarti mengalir, dan “geni” yang artinya api. Ini merupakan simbol dari Brahma (Dewa Pencipta). Prosesi terakhir ini jatuh pada Pinanggal Ping Kalih atau tanggal dua pada bulan ke-10 tahun Saka.
Ritual Ngembak Geni memiliki makna bahwa Nyepi yang dilakukan selama 24 jam dapat diakhiri, sehingga umat Hindu dapat beraktivitas seperti biasa lagi. Ngembak Geni biasanya dilakukan dengan mengunjungi kerabat dan saudara untuk mesima krama atau bertegur sapa sambil mengucapkan selamat hari raya dan bermaaf-maafan.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply