JAKARTA, KalderaNews.com – Kamu mungkin belum tahu, bahwa setiap 28 April, kita memperingati Hari Puisi Nasional. Tanggal ini dipilih lantaran tepat dengan wafatnya sang Maestro Puisi, Chairil Anwar.
Chairil Anwar terkenal dengan gagasan puisi yang mendobrak dan penuh daya juang. Puisi “Aku” yang ditulis pada 1943, dimuat di majalah Timur pada 1945, dianggap sebagai puisi yang pengaruh besar pada Angkatan 45.
BACA JUGA:
- Yuk Merayakan Hari Puisi Nasional, 28 April, Inilah 10 Puisi Karya Chairil Anwar
- Guru Terbaik Menggugah Muridnya dengan Puisi
- Jelang Lebaran di Tengah Pandemi, Rektor UIN Malang Bikin Puisi, Begini Isinya
Chairil dianggap sebagai orang pertama yang merintis jalan dalam kesusastraan Indonesia. Selama medio 1942-1949, Chairil menghasilkan 94 tulisan, termasuk 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, serta 4 prosa terjemahan.
Puisi-puisi Chairil banyak berisi perlawanan dan semangat merdeka. Pada zaman pendudukan Jepang, Chairil menggambarkan siksaan Kenpeitai Polisi Rahasia Jepang dalam puisinya “Siap Sedia”. Karena puisi itu, ia ditahan tentara Jepang.
Pria yang dijuluki “Si Binatang Jalang” ini lahir sebagai anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha. Sang ayah berasal dari Nagari Taeh, Kabupaten Limapuluh Kota, sedangkan ibunya berasal dari Kota Gadang. Dari pihak ibu, Chairil ada pertalian dengan Mohamad Rasad, ayah Sutan Sjahrir dan wartawan perempuan Rohana Koedoes.
Leave a Reply