Gengs, Ini Kumpulan Lengkap Bahasa Inggris Gaul Anak Jaksel, Kamu Wajib Tahu!

Petugas memeriksa dengan alat thermo scanner di sejumlah pintu masuk perkantoran yang ada di Sudirman Central Business District atau SCBD di Jakarta Selatan, Senin, 9 Maret 2020
Petugas memeriksa dengan alat thermo scanner di sejumlah pintu masuk perkantoran yang ada di Sudirman Central Business District atau SCBD di Jakarta Selatan, Senin, 9 Maret 2020 (KalderaNews/Malena)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Bahasa merupakan elemen yang sangat dipengaruhi oleh budaya. Saat budaya luar masuk ke Indonesia, berbagai bahasa gaul mulai muncul dan umumnya digunakan oleh anak muda, seperti bahasa gaul anak Jaksel.

Pengaruh budaya ini juga berperan dalam perkembangan bahasa gaul dari waktu ke waktu. Saat ini, bahasa gaul yang populer di kalangan kaum milenial dikenal sebagai ‘bahasa anak Jaksel’.

Sebenarnya, ‘bahasa anak Jaksel’ adalah percakapan di mana bahasa Indonesia dicampur dengan bahasa Inggris. Hal ini serupa dengan fenomena ‘Singlish’ yang mencampurkan Bahasa Inggris dengan bahasa lokal dari masyarakat multi-budaya, seperti Melayu, Hokkian, dan lainnya.

BACA JUGA:

Meskipun disebut sebagai bahasa anak Jaksel karena asalnya dari Jakarta Selatan, gaya bahasa campur-campur ini sebenarnya digunakan oleh berbagai orang di Jakarta, bukan hanya anak Jaksel saja. Sebaliknya, tidak semua anak Jaksel menggunakan gaya bahasa seperti ini.

Mengapa gaya berbahasa ini disebut sebagai bahasa anak Jaksel, bukannya anak Jakbar (Jakarta Barat), Jaktim (Jakarta Timur), atau daerah lainnya, jika tidak eksklusif digunakan oleh anak Jaksel?

Menurut akun Instagram LPDP RI, hal ini disebabkan oleh persepsi bahwa daerah Jakarta Selatan dianggap sebagai daerah yang trendi dan memulai tren di Jakarta, termasuk dalam hal berpakaian, makanan, dan tentu saja, bahasa.

Selain itu, wilayah Jaksel didominasi oleh penduduk usia produktif atau anak muda, yang umumnya lebih terbuka terhadap teknologi dan lebih cepat beradaptasi dengan budaya baru. Oleh karena itu, tren bahasa baru cepat diterima dan berkembang di wilayah ini.

Tahukah kamu? Konon, anak-anak Jakarta dianggap tidak trendy jika berbicara tanpa menggunakan bahasa Jaksel. Apa itu Jaksel? Jaksel adalah singkatan dari Jakarta Selatan, hehe.

Bahasa Jaksel baru-baru ini muncul sebagai fenomena sosial yang sering digunakan saat berbincang-bincang dengan teman-teman.

Istilah-istilah dalam bahasa Jaksel menjadi kebanggaan tersendiri selain bahasa daerah yang merupakan bagian dari identitas penduduk dan anak muda di Jakarta Selatan, terutama generasi Z dan ABG Jaksel.

Kabarnya, tren bahasa anak Jaksel mulai populer sejak tahun 2018. Nah, istilah-istilah ini digunakan sebagai kata-kata penunjang untuk menggambarkan situasi seseorang.

Tetapi, jangan salah paham, ya. Meskipun disebut bahasa gaul yang terkait dengan Jaksel, istilah-istilah campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia ini sudah populer dan menyebar ke kota-kota besar lainnya di Indonesia, loh.

By the way, kamu sudah mencontohnya di paragraf ini, yaitu “guys”. Guys artinya teman-teman, ya.

Bahasa Gaul Jaksel untuk Menggabungkan Kalimat

Pada umumnya, ketika anak-anak Jakarta Selatan berbicara, mereka cenderung menyelipkan beberapa kata bahasa Inggris dalam kalimat dengan tujuan tertentu.

Mungkin itu untuk terlihat lebih keren, lebih mudah dipahami, lebih menyenangkan, atau hal lainnya. Berikut adalah daftar kata-katanya:

  • Literally: Secara harfiah, atau arti yang paling mendasar
  • Basically: Pada dasarnya
  • Which is: Yang mana, di mana
  • Like – Unlike: Seperti-tidak seperti
  • Somehow: Bagaimanapun
  • Perhaps later: Mungkin nanti
  • Figuratively: Secara kiasan
  • Normally: Normalnya, secara normal
  • You know: Kamu tahulah..
  • That is: Itu adalah
  • Ever: Pernah
  • Seldom: Jarang
  • Better: Lebih baik
  • Because why: Karena kenapa
  • Whereas: Sedangkan
  • Somehow: Entah bagaimana
  • End up: Akhiri
  • The point is: Pada intinya
  • While: Sementara
  • Not yet: Belum
  • Confuse: Membingungkan
  • Surely: Pastinya
  • Honestly: Sejujurnya
  • Attitude: Sikap
  • Probably: Mungkin
  • Whatever: Terserah
  • Normally: Biasanya, secara normal
  • Actually: Sebenarnya
  • Prefer: Lebih suka
  • Make sure: Yakinkan
  • Hence: Oleh sebab itu
  • Supposed: Diperkirakan
  • Confirm: Konfirmasi

Bahasa Gaul Jaksel dalam Hubungan Pasangan, Keluarga, Teman) yang Makai Bahasa Anak Muda Jaksel

  • Gaslighting, yaitu ketika seseorang memanipulasi situasi untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi. Biasanya, istilah ini digunakan ketika cekcok dengan pasangan. Jadi, hati-hati jika kamu sering meminta maaf padahal tidak salah, kamu mungkin menjadi korban gaslighting.
  • Guilt tripping, mirip dengan gaslighting. Bedanya, tujuannya bukan untuk mendominasi, tapi untuk membuat orang lain merasa bersalah atau bertanggung jawab.
  • Couple goals, istilah yang digunakan untuk pasangan yang menjadi panutan banyak orang dan patut dicontoh.
  • Deep talk, percakapan antara dua orang atau lebih untuk membahas sesuatu secara mendalam.
  • Trust issue, digunakan untuk orang yang sulit mempercayai orang lain karena peristiwa buruk di masa lalu.
  • Ghosting, istilah ini menggambarkan orang yang tiba-tiba menghilang tanpa memberi kepastian.
  • Healthy relationship, hubungan asmara yang sehat dan tidak melibatkan perbincangan negatif.
  • Bestie, istilah slang untuk best friend atau teman baik.
  • Bro mens, pertemanan erat antara dua laki-laki. Kurang lebih sama dengan bestie, tetapi biasanya digunakan oleh perempuan.
  • Toxic relationship, artinya hubungan asmara yang tidak sehat dan merugikan satu sama lain.
  • Silent treatment, perilaku mengabaikan pasangan tanpa penjelasan atau usaha untuk menyelesaikan masalah.
  • Emotional abuse, mengacu pada manipulasi melalui tindakan atau kata-kata yang bersifat ancaman dan menakutkan.
  • Strict parents, orang tua yang terlalu menuntut anak untuk menuruti dan kurang memberi kebebasan.
  • Clingy, menggambarkan seseorang yang terlalu bergantung pada orang lain, khususnya dalam hubungan percintaan. Juga dikenal dengan sebutan cringe.
  • Love language, bahasa cinta, seperti tindakan atau ungkapan cinta seseorang terhadap pasangan.
  • Support system, lingkungan yang saling mendukung, seperti dukungan dari keluarga saat bekerja.
  • Word of affirmation, salah satu dari love language yang berupa pujian atau apresiasi terhadap pasangan.
  • Split bill, pembagian biaya antara beberapa orang untuk membayar sesuatu, bisa dilakukan dalam lingkaran pertemanan atau dengan pasangan.
  • Sleep Call, biasanya ini adalah saat pasangan menghabiskan waktu untuk “telponan” di malam hari sampai tidur.

Bahasa Gaul Kalangan Pekerja Kantoran di Area SCBD.

  • Overwork, yaitu bekerja terlalu banyak hingga lupa menikmati hidup. Bahkan saat waktu luang, seseorang akan mengisinya dengan bekerja.
  • Overwhelm, berarti berlebihan. Seperti yang kita tahu, segala sesuatu yang berlebihan tidak baik, kan? Istilah ini bisa merujuk pada kelebihan tugas pekerjaan, tugas kuliah, dan lain-lain yang membuat kamu kesulitan mengatur waktu dan pola hidup.
  • Hectic, istilah ini menunjukkan bahwa kamu sangat sibuk dan tidak ingin diganggu.
  • Burnout, biasanya sering terdengar di kalangan pegawai kantoran yang bekerja 24/7, sehingga menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
  • Work-life balance, kondisi yang diidamkan oleh semua pekerja, yaitu keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
  • Noted, umumnya digunakan sebagai balasan saat atasan memberi tugas atau instruksi.
  • Brainstorming, istilah untuk orang-orang yang bekerja di bidang kreatif. Ini merujuk pada proses “mencari ide” untuk konten atau proyek lainnya.

Bahasa Gaul Jaksel Terkait Kepribadian Generasi Z dan Generasi Milenial.

  • Anxious/anxiety, mengacu pada keadaan cemas berlebihan yang dirasakan seseorang saat menghadapi situasi yang menimbulkan rasa khawatir.
  • Mental health, mengacu pada kesehatan mental. Saat ini, banyak orang semakin menyadari pentingnya kesehatan mental, terutama setelah munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia.
  • Self-love, artinya mencintai diri sendiri. Banyak orang cenderung lebih memprioritaskan pekerjaan dan orang lain, sehingga sering lupa untuk merawat kebahagiaan diri sendiri. Di media sosial, ada pandangan bahwa self-love adalah ketika kita hanya perlu mencintai diri sendiri tanpa memedulikan pendapat orang lain, namun ini mungkin bukan pandangan yang tepat.
  • Quarter life crisis, saat merasa bingung tentang arah dan tujuan hidup di usia 18-30 tahun.
  • Panic attack, keadaan tiba-tiba merasa panik dan sesak. Panic attack bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
  • Anhedonia, kondisi di mana seseorang tidak lagi dapat merasa bahagia saat melakukan aktivitas yang biasanya menyenangkan. Ini dapat menyebabkan perasaan tertekan.
  • Bipolar, adalah salah satu gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis. Mungkin kamu juga pernah mendengar istilah lainnya, seperti mood swing.
  • Sandwich generation, merujuk pada generasi yang berada di antara generasi tua dan generasi muda. Mereka sering menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan dari kedua generasi tersebut.
  • Insecure, merasa tidak percaya diri dan selalu merasa kurang jika dibandingkan dengan orang lain. Ini merupakan lawan kata dari secure yang berarti “merasa aman” dan tidak terganggu oleh kelebihan orang lain.
  • Personal space, adalah keadaan di mana seseorang membatasi interaksi dengan orang lain untuk menjaga privasi dan ruang pribadi.

Bahasa Gaul Anak Jaksel Tentang Sifat dan Sikap Orang Lain

  • Social butterfly: Merujuk pada orang yang mudah bersosialisasi, terbuka, dan aktif dalam pergaulan. Ini sebenarnya mirip dengan sebutan ekstrovert.
  • Socially awkward: Lawan katanya “social butterfly,” yaitu orang yang sulit dalam bersosialisasi atau cenderung lebih tertutup, mirip dengan introvert.
  • Morning person: Istilah untuk orang yang aktif dan bersemangat di pagi hari, bahkan bisa memulai aktivitas sejak jam 4 atau 5 pagi.
  • Negative vibes: Sesuatu yang memberikan aura negatif pada suasana atau suasana hati seseorang.
  • Positive vibes: Sesuatu yang memberikan aura positif pada suasana atau suasana hati seseorang.
  • Sexist: Istilah yang merujuk pada seseorang yang memiliki pandangan bahwa gender tertentu lebih unggul daripada yang lain, misalnya, menganggap laki-laki lebih superior dari perempuan atau sebaliknya.
  • Toxic masculinity: Istilah untuk menggambarkan perilaku laki-laki yang menunjukkan stereotip maskulinitas yang beracun dan menghambat peran dan ekspresi emosional mereka.
  • Toxic positivity: Kondisi di mana seseorang berusaha terlalu memaksakan sikap positif tanpa memperhatikan realitas atau perasaan sebenarnya.
  • Feminis: Orang atau kelompok yang mendukung kesetaraan gender dan perjuangan hak-hak perempuan.
  • Inner child: Mengacu pada sisi kekanak-kanakan yang masih ada dalam diri seseorang, terutama berasal dari pengalaman masa kecil yang tidak bahagia.
  • Flexing: Istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pamer atau merendahkan orang lain dengan menunjukkan kekayaan atau prestasi mereka.
  • Gatekeeping: Artinya pelit atau tidak mau berbagi informasi dengan orang lain, sering digunakan dalam konteks hobinya seseorang.
  • Verbally abuse: Mengacu pada perilaku seseorang yang menggunakan kata-kata kasar atau mengancam, yang dapat merugikan mental seseorang.
  • Eye catching: Menggambarkan sesuatu atau seseorang yang menarik perhatian dan enak dilihat.
  • Good looking: Digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampan atau cantik secara fisik.
  • Invasion of privacy: Mengacu pada tindakan yang terlalu mencampuri atau mengganggu masalah pribadi seseorang.
  • Judgemental: Artinya orang yang suka mengomentari hal-hal tanpa memiliki informasi yang akurat dan tanpa memikirkan perasaan orang lain.
  • Overthinking: Berarti berpikir terlalu berlebihan dan terus menerus tentang sesuatu, seringkali menyebabkan sulit tidur.
  • Oversharing: Membagikan terlalu banyak informasi, terutama di media sosial, bahkan hal-hal yang bersifat pribadi.
  • Money oriented: Istilah untuk menggambarkan orang yang sangat fokus pada uang dan materi.

Bahasa Gaul Jaksel di Media Sosial dan Tongkrongan

  • FOMO (fear of missing out): Ketakutan untuk ketinggalan berita atau tren yang sedang populer.
  • Body shaming: Menghina penampilan fisik seseorang, umumnya berupa komentar negatif tentang berat badan atau penampilan.
  • IMO (in my opinion): Singkatan dari “menurut pendapat saya,” biasanya digunakan saat ingin mengemukakan pendapat di media sosial.
  • Too much information: Artinya terlalu banyak informasi yang terungkap tentang suatu hal.
  • CMIIW (correct me if I’m wrong): Mengajak orang lain untuk memberikan koreksi jika ada kesalahan dalam pernyataan.
  • Valid: Artinya sah atau benar, sering digunakan sebagai respon atas pendapat yang dianggap sesuai atau benar.
  • Me time: Menghabiskan waktu untuk diri sendiri dan menikmati kesendirian.
  • Open minded: Orang yang memiliki pikiran terbuka dan menerima berbagai ide dan pandangan.
  • Detox sosmed: Beristirahat sementara dari media sosial untuk menghilangkan kecanduan atau hiruk pikuknya.
  • Healing: Proses penyembuhan dari luka emosional, stres, atau beban pikiran.
  • Salty: Menggambarkan orang yang kesal atau bermusuhan.
  • Spill: Mengajak atau meminta orang lain untuk membongkar rahasia atau hal menarik yang bisa menjadi bahan perbincangan.
  • Staycation: Berlibur di dalam kota atau di dekat rumah, untuk mencari suasana baru tanpa harus pergi jauh.
  • Hidden gem: Tempat atau hal yang tidak banyak diketahui orang tapi memiliki nilai dan keindahan.
  • Financial Freedom: Keadaan di mana seseorang memiliki kestabilan finansial dan bebas memilih bagaimana cara mengelola uang mereka.

Istilah Bahasa Gaul Jaksel di Berbagai Media Sosial

  • Addicted to: Kecanduan sesuatu, sering disingkat menjadi “amadiketu” dalam plesetan dari bahasa Inggris “I am addicted to.”
  • Speak up: Bersuara atau berbicara terbuka, sering digunakan dalam konteks menyuarakan pendapat tentang hal-hal yang tidak sesuai.
  • Humble: Rendah hati atau sederhana dalam bersikap, mirip dengan “down to earth” atau “low profile.”
  • No offense: Tanpa bermaksud menyinggung, sering digunakan sebelum mengatakan sesuatu yang mungkin dapat menyinggung orang lain.
  • Obviously: Jelas sekali, digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu sangat jelas dan tidak perlu diragukan.
  • Picky: Memilih-milih atau cerewet dalam memutuskan sesuatu.
  • Abusive: Kasar atau bersifat menyakiti orang lain, terutama dalam perilaku atau bahasa.
  • Cut off: Memutuskan hubungan dengan seseorang, baik itu pertemanan atau hubungan lainnya.
  • Red flag: Tanda bahaya atau peringatan awal tentang seseorang atau situasi yang bisa berbahaya atau merugikan.
  • Boomer: Sebutan untuk orang yang lebih tua dan tidak mengerti tentang tren atau budaya populer saat ini.
  • Aesthetic: Indah atau memiliki sentuhan seni, digunakan terutama dalam konteks media sosial yang mengutamakan unsur estetika.

Bahasa Gaul Anak Jaksel Terbaru

  • Perhaps later: Mungkin nanti.
  • Ended up: Pada akhirnya.
  • Mindfulness: Perhatian.
  • Sugar coating: Memanis-maniskan perkataan agar terdengar lebih baik daripada kenyataannya.
  • Bare necessities: Perilaku atau hal-hal dasar yang dapat dilakukan oleh banyak orang.
  • Let’s say: Katakanlah.
  • Mostly: Sebagian besar.
  • Meanwhile: Sementara itu.

Semoga daftar istilah-istilah gaul Jaksel ini memberikan gambaran tentang bahasa populer di kalangan anak Jakarta Selatan, serta membantu memahami arti dan penggunaannya dalam berbagai situasi.

Ingat, bahasa gaul selalu berkembang, jadi tetaplah terbuka untuk belajar istilah-istilah baru yang muncul dari waktu ke waktu!

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*