
NEW YORK, KalderaNews.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sekaligus Permanent Representatif Indonesia untuk Organisasi Meteorologi Dunia, Dwikorita Karnawati menegaskan sistem peringatan dini bukan sebatas penyebaran informasi atau sirine dengan suara yang keras.
Sebuah sistem peringatan dini yang efektif dan handal harus didukung oleh pemahaman masyarakat akan risiko bencana yang dihadapi serta cara penyelamatan diri secara mandiri, cepat dan tepat.
Selanjutnya dilengkapi dengan sistem deteksi dini berdasarkan monitoring secara sistematis – berkelanjutan dan prediksi akurat terhadap perkembangan fenomena bahaya oleh lembaga yang berwenang, diperkuat dengan sistem komunikasi dan diseminasi informasi peringatan yang juga dituntut secara cepat, tepat dan akurat, serta upaya berkelanjutan untuk menguatkan kapasitas masyarakat dalam merespon peringatan tersebut secara cepat dan tepat.
BACA JUGA:
- Indonesia-Korsel Jajaki Kerjasama Sistem Peringatan Dini Tsunami
- Hingga Kini Belum Ada Sistem Peringatan Dini Tsunami Non Tektonik yang Handal dan Akurat
- Waspada Tsunami Setinggi 20 Meter, Duh, Sistem Peringatan Dini di Selatan Pulau Jawa Masih Minim
“Pekerjaan rumah terbesar Indonesia dan banyak negara adalah memastikan masyarakat dan seluruh pihak paham dan mengerti bahaya apa yang mengancam mereka, dan selanjutnya mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk penyelamatan diri, jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” tegasnya di New York pada Rabu, 20 September 2023.
Hal ini memperlihatkan bahwa literasi, edukasi dan advokasi kebencanaan harus diberikan terus menerus secara berkelanjutan kepada masyarakat dan seluruh pihak terkait, ternasuk pula Pimpinan Daerah, para Pemegang Kebijakan dan Pihak Swasta.
Dari sisi komunikasi, lanjut dia, peringatan dini tersebut harus disebarluaskan secara merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang terancam bencana, dengan isi pesan dan instruksi yang jelas serta mudah dipahami untuk segera ditindaklanjuti dengan aksi yang cepat dan tepat.
Pentingnya Saluran Komunikasi Berbasis Satelit
“Tantangan terkait komunikasi adalah putusnya jaringan komunikasi di daerah bencana, hal ini perlu perhatian khusus, yakni dengan menyediakan saluran komunikasi berbasis satelit. Dengan begitu alur komunikasi tetap berjalan dengan lancar meskipun terjadi kerusakan infrastruktur karena bencana,” tuturnya.
Dwikorita menekankan, perlibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama membangun sistem peringatan dini yang handal dan resilien. Pengetahuan, teknologi dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat terkait bencana dan multi – bencana, tambah dia, dapat semakin memperkuat keberhasilan sistem peringatan dini yang dibangun pemerintah.
Ia mengakui sistem peringatan dini harus ditanamkan dengan cara dan pengetahuan yang mudah dimengerti, juga relevan atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, keberhasilan sebuah sistem peringatan dini bencana dapat terwujud, jika “kesenjangan” pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam bertindak meresponse cepat dan tepat terhadap peringatan tersebut semakin kecil.
“Indonesia memiliki banyak sekali ancaman bencana alam, dengan jumlah populasi yang mencapai 275 juta orang, kami (BMKG-red) berupaya membangun sistem peringatan dini yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mempersempit kesenjangan dalam mendapatkan akses untuk keselamatan mereka,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply