
JAKARTA, KalderaNews.com – Kabar mengejutkan datang dari ibu almarhumah dokter Aulia Risma, Nuzmatun Malinah. Ia mengungkap adanya iuran hingga ratusan juta.
Iuran tersebut sudah ada sejak anaknya menjadi mahasiswa PPDS Undip. Iuran itu terus dibayarkan mulai tahun 2022 atau saat semester pertama hingga tahun 2024.
Nuzmatun mengatakan, iuran yang harus almarhumah bayarkan saat masih duduk di semester pertama sangat besar. Ia mengaku bahwa iuran yang harus dibayarkan dari dananya sendiri.
BACA JUGA:
- Update Kasus PPDS Undip, Ternyata Dokter Aulia Pernah Diminta Pesan 80 Nasi Boks Tiap Hari
- Akhirnya, Kemendikbudristek Turun Tangan di Kasus Bullying PPDS Undip, Bentuk Tim Investigasi dan Pencari Fakta
- Bukti Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, dr.Aulia Risma, Sudah Diserahkan ke Polda Jateng
Uang iuran rutin dikirim untuk untuk kebutuhan angkatan dan senior
“Saya selaku ibunya, membayarkan atau mengirimkannya kepadanya almarhumah, setiap bulan, nominalnya beda beda. Kalau yang besar hanya di semester satu, tapi tetap di semester berikutnya masih ada, nggak hanya di semester satu,” ungkap Nuzmatun.
Ibunda dr Aulia memaparkan bahwa uang iuran itu digunakan untuk kebutuhan angkatan dan senior anaknya saat menjalani pendidikan dokter spesialis.
“Kebutuhan angkatan dan lain-lain, seperti yang sudah selama ini,” sebut dia.
Ia pun sudah menyerahkan bukti rekening koran mengenai aliran dana yang dikeluarkan almarhumah anak ke Polda Jawa Tengah sebagai bukti untuk penyelidikan kasus ini.
“Kami sudah pegang datanya, sudah kami serahkan ke Polda, berupa rekening koran, sudah mengalir dana dari saya selaku ibunya,” tegasnya.
Harapkan keadilan untuk kematian putri dan suaminya
Ia pun berharap pelaku perundungan mendapatkan hukuman yang setimpal dan sang anak bisa segera mendapat keadilan.
“Saya harap dapat hukuman yang setimpal. Tolong bantu saya cari keadilan. Bantulah saya, anak saya harusnya sekolah, cari ilmu. Tapi apa yang didapatkan. Seharusnya anak saya itu ada. Sekolah cari ilmu, tapi apa yang terjadi. Tidak hanya anak saya, suami saya juga,” ungkapnya.
Nuzmatun juga menangis mohon bantuan agar keadilan segera didapatkan karena ia tidak hanya kehilangan sang anak, namun juga suami.
“Tolong bantu saya. Tolong bantu saya cari keadilan. Tidak hanya satu nyawa tapi suami saya yang mendampingi saya. Tolong bantu saya cari keadilan. Ya Allah,” tangis Nuzmatun.
Sampai saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perundungan pada dokter PPDS Anestesi Undip tersebut. Namun polisi masih terus menyelidiki dan memeriksa sejumlah saksi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply