Kisah Guru Honorer Empan, Rela ke Sekolah Berjalan Kali Sejauh 11 km Meski Dibayar Rp 200 Ribu per Bulan

Empan, guru honorer yang rela berjalan kaki 11 km ke sekolah
Empan, guru honorer yang rela berjalan kaki 11 km ke sekolah
Sharing for Empowerment

SUKABUMI, KalderaNews.com– Kisah guru honorer bernama Empan Supandi viral di sosial media. Pasalnya ia rela ke sekolah berjalan kaki sejauh 11 km.

Ia adalah seorang guru honorer di Sukabumi, Jawa Barat, yang rela berjalan kaki selama 3 jam ke sekolah setiap harinya demi bisa mengajar.

Dengan pengorbanan sebesar itu, Empan hanya digaji sebesar 200 ribu rupiah saja per bulan. Sebelum berangkat mengajar, Empan selalu meluangkan waktu untuk mempelajari materi yang akan diajarkan kepada murid-muridnya.

BACA JUGA:

Diketahui bahwa ia merupakan guru honorer di MTs Thoriqotul Hidayah, Desa Bojongtipar, Kabupaten Sukabumi.

Ia memulai pagi harinya dengan berjalan kaki melewati jalan setapak hingga mencapai jalan beraspal untuk mengajar.

Gaji yang diterima hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga Empan belum mampu membeli sepeda motor yang dapat mempermudah perjalanannya ke sekolah.

Sudah 14 tahun mengajar sebagai guru honorer

Empan bahkan mampu bertahan selama 14 tahun sebagai guru honorer dengan gaji rendah dan rutin berjalan kaki. Ia tidak patah semangat meski harus melalui perjalanan yang panjang untuk mengajar.

“Cara mengajarnya baik, selalu dapat dimengerti, gampang diinget. Perjuangannya selama bertahun-tahun jalan ke sekolah,” ungkap Riva Aulian, salah satu murid Empan.

Empan berharap ada perhatian lebih dari pemerintah, khususnya bagi guru honorer yang bertugas di daerah terpencil.

“Tapi kan, sampai saat ini kan, kami mungkin keberatan dari dana. Kehidupan kami di rumah pun semakin murah paling. Tapi kami punya prinsip berbuat baik, Insyaallah, akan menjadi kedepannya ada hikmah. Di perjalanan yang sangat jauh, bukan tidak semangat, ingin berjuang demi bangsa dan negara,” ujar Empan.

Pihak sekolah berharap Empan bisa mendapat sertifikasi guru

Adapun pihak sekolah telah berupaya membantu Empan dengan mengajukan permohonan kepada Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi agar ia dapat diangkat menjadi guru sertifikasi. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan dari pihak terkait.

“Bukannya kami selaku kepala sekolah atau pihak lembga tidak memperjuangkan bapak Empan ya, tapi kami juga memperjuangkan dari segi mana dulu. Karena mungkin berbenturan dalam segi administrasi kan ada aturannya ya beliau harus kuliah dan S1 untuk mendapatkan tunjangan dari pemerintah,” ujar Iroh Nurlatifah, Kepala MTs Thoriqul Hidayah.

Setelah kisah Empan Supandi  ini viral, Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi pun menemui dan memberikan bantuan.

Kang Dedi memberikan uang ratusan juta untuk membangun rumah Empan yang nyaris roboh. “Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp 100 juta,” kata Dedi Mulyadi.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*