8 Kesalahan Fatal yang Membuat Siswa Terancam Gagal Mendaftar SNBP 2025, Jangan Sampai Kamu Lakukan Ini!

Poster SNBP 2025
Poster SNBP 2025
Sharing for Empowerment

JAKARTA,KalderaNews.com- Delapan kesalahan fatal ini bisa membuat siswa terancam gagal mendaftar SNBP 2025. Pastikan hindari hal ini, ya!

Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 merupakan jalur penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri yang menitikberatkan pada pencapaian akademik siswa selama sekolah menengah.

Proses ini hanya dapat diikuti oleh siswa dari sekolah yang telah memenuhi persyaratan pengisian nilai di sistem PDSS dan melakukan finalisasi.

Pendaftaran SNBP sendiri sudah dibuka sejak 4 Februari 2025 hingga 18 Februari 2025. Untuk menghindari kegagalan, berikut adalah 8 kesalahan yang sering terjadi dan dapat menghalangi siswa dalam proses pendaftaran SNBP.

BACA JUGA:

1. Tidak berkoordinasi dengan sekolah

Pendaftaran SNBP tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga pihak sekolah. Jika sekolah tidak menyelesaikan proses pengisian data di Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS), siswa tidak dapat mendaftar SNBP.

Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie pada acara Sosialisasi Mekanisme Pendaftaran SNBP 2025, di Kanal YouTube SNPMB menyampaikan bahwa berdasarkan pengalaman sebelumnya, ada lebih dari 1.200 sekolah yang gagal mendaftarkan institusinya karena kurang tertib dalam pengisian PDSS.

Untuk menghindari masalah ini, siswa disarankan:

  • Aktif memantau jadwal resmi SNPMB.
  • Mengingatkan pihak sekolah terkait tenggat waktu.
  • Memastikan proses administrasi sekolah sudah selesai sebelum batas waktu berakhir.

2. Memilih program studi yang tidak sesuai minat atau kemampuan

Pemilihan program studi tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Calon mahasiswa harus memilih berdasarkan minat dan kemampuan yang dimiliki.

Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie mengingatkan agar siswa tidak terlalu lama berpikir dan segera menyelesaikan proses pendaftaran tanpa menunda hingga akhir waktu.

Tjitjik menyampaikan untuk pilihlah berdasarkan minat dan bakat. Jangan hanya memilih karena program studi terlihat keren, seperti kedokteran misalnya, tanpa mempertimbangkan kemampuan dan rekam jejak akademik.

3. Tidak memperhatikan nilai mata pelajaran pendukung

Nilai mata pelajaran pendukung menjadi salah satu faktor penting dalam proses seleksi. PTN mempertimbangkan rekam jejak akademik siswa, termasuk mata pelajaran yang relevan dengan program studi yang dipilih.

“Kami memperhatikan dua mata pelajaran pendukung program studi yang dipilih.”

Tjitjik menjelaskan jika siswa memilih program studi yang tidak sesuai dengan rekam jejak akademiknya, penilaian akan menjadi lebih sulit.

Contohnya, siswa dengan nilai bagus di mata pelajaran Sosiologi dapat mempertimbangkan program studi Hukum.

4. Tidak memperhitungkan tingkat keketatan jurusan

Memahami keketatan suatu program studi penting untuk mengetahui peluang diterima. Misalnya, jika suatu program studi memiliki daya tampung 114 kursi dengan peminat sebanyak 1.634 orang, maka tingkat keketatannya adalah 1:14.

Dengan mengetahui data keketatan, siswa bisa menentukan apakah perlu memilih program studi tersebut atau mencari alternatif lain yang peluangnya lebih besar.

5. Menganggap pilihan kedua sebagai cadangan

Dalam SNBP, tidak ada prioritas antara pilihan pertama dan kedua. Koordinator SNBP, Riza Satria Perdana, menegaskan bahwa siswa harus memastikan kedua pilihan program studi benar-benar diminati.

“Jadi sebenarnya begini. Mau memilih satu atau dua prodi, bukan masalahnya satu akan lebih diutamakan daripada dua prodi. Itu tidak ada,” ujarnya saat sosialisasi SNBP 2025.

Ia menghimbau untuk jangan hanya menjadikan pilihan kedua sebagai coba-coba. Jika yang diterima adalah pilihan kedua, siswa tetap harus siap menjalani studi di sana nantinya.

6. Terpaku pada satu perguruan tinggi

Fleksibilitas dalam memilih perguruan tinggi adalah kunci sukses SNBP. Prof. Tjitjik menyarankan agar siswa tidak hanya terpaku pada satu universitas saja.

Ia menjelaskan bahwa ada banyak pilihan program studi di berbagai universitas. Jika persaingan di satu universitas terlalu ketat, siswa bisa mempertimbangkan universitas lain yang memiliki peluang lebih besar.

7. Dokumen dan portofolio tidak sesuai ketentuan

Calon mahasiswa seni dan olahraga diwajibkan menyertakan portofolio. Wakil Koordinator Portofolio SNPMB, Achmad Syarief, menegaskan bahwa portofolio digunakan untuk menilai keterampilan yang tidak dapat diukur hanya dari nilai rapor.

Portofolio mencakup tugas berbasis performa serta rekam jejak karya atau prestasi yang pernah diraih dan menjadi syarat wajib bagi bidang seni dan olahraga.

Portofolio terdiri dari dua jenis, yaitu tugas berbasis performa (performance-based) dan rekam jejak karya atau prestasi.

Tugas berbasis performa mencakup tugas-tugas yang harus dikerjakan sesuai bidang yang dipilih, seperti tari, musik, atau desain.

Sementara itu, rekam jejak mencakup bukti prestasi yang pernah diraih, misalnya penghargaan dalam kompetisi seni atau olahraga.

Untuk mengetahui perguruan tinggi dan program studi yang mewajibkan portofolio, calon mahasiswa dapat mengakses laman resmi SNPMB atau situs masing-masing PTN.

8. Lupa mempermanenkan akun

Proses finalisasi pendaftaran tidak akan berhasil jika siswa lupa mempermanenkan akun mereka. Hal ini sering kali menjadi penyebab siswa gagal mengikuti seleksi meskipun telah melengkapi semua data.

Untuk menghindari kesalahan ini, pastikan semua proses pendaftaran, termasuk permanen akun, dilakukan sebelum batas waktu yang ditentukan.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, siswa memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses dalam SNBP 2025 dan meraih kursi di perguruan tinggi impian mereka.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*