KEBUMEN, KalderaNews.com –Seorang kepala sekolah dasar (SD) Bringin 1, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang berinisial MU (55) tewas setelah diracun oleh temannya, WH (27).
Ia tewas saat melaksanakan ritual pesugihan di Kebumen, Jawa Tengah. WH, warga Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kebumen, melakukan aksi pembunuhan tersebut saat keduanya melakukan ritual pesugihan di Petilasan Pagar Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, dalam konferensi pers kasus tersebut, Jumat (23/5/2025) mengatakan, peristiwa naas yang terjadi pada kepala sekolah itu terjadi pada Kamis (15/5/2025).
BACA JUGA:
- Waduh! 38 Siswa MAN 1 Cianjur Keracunan Setelah Konsumsi Makan Bergizi Gratis
- Miris! Siswa SMP di Lembata Disiram Air Keras, Sakit Hati Jadi Motif Utama Si Pelaku
- Miris! Santri di Aceh Digunduli dan Disiram Air Cabai oleh Pengasuh Ponpes, Kini Alami Trauma
Kronologi kepala sekolah tewas diracun
Saat itu, keduanya mendatangi tempat mereka biasa melaksanakan ritual pesugihan. Pelaku memberikan air mineral yang sudah dicampur racun, dan menyamarkannya dengan bunga ritual.
“Pelaku membawa air mineral yang sudah dicampur racun dan menyamarkannya dengan bunga ritual,” kata Eka.
Saat prosesi ritual pesugihan berlangsung, air beracun itu diberikan kepada korban. Tak lama setelah diminum, korban mengalami kondisi sekarat dan meninggal di lokasi.
Melihat korban meninggal, pelaku langsung kabur dari lokasi sambil membawa sepeda motor dan handphone milik korban.
Jenazah korban ditemukan pada Senin (19/5/2025) oleh seorang warga yang sedang menggembala kambing. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah rusak, sehingga menyulitkan proses identifikasi awal.
“Setelah olah TKP dan penyelidikan intensif, kami berhasil mengamankan pelaku dalam waktu kurang dari 24 jam,” ujarnya.
Sakit hati menjadi motif utama tersangka
Berdasarkan keterangan pelaku pada polisi, ia melakukan aksi tersebut karena sakit hati. Ia merasa direndahkan oleh korban karena dianggap gagal mendatangkan kekayaan saat melakukan ritual sebelumnya.
Eka Baasith mengatakan korban kenal dengan tersangka pada sekitar bulan Maret 2025. Setelah itu korban meminta bantuan tersangka untuk melakukan ritual pesugihan. Namun, percobaan pertama dan kedua gagal.
“Pelaku kenal dengan korban sekitar bulan Maret tahun ini. Kan dia (pelaku) seolah-olah berstatus sebagai seorang dukun. Jadi karena ada informasi ini korban berkenalan dengan pelaku,” ucap Eka.
Setelah percobaannya gagal, korban disebut marah dan menghina tersangka dengan kata-kata kasar. Pada 14 Mei 2025, korban menghubungi tersangka dan mengajak untuk melakukan ritual yang ketiga.
Saat itulah timbul niatan dari tersangka untuk membunuh korban karena sakit hati atas perkataan korban sebelumnya.
“Pada 15 Mei 2024 sekira pukul 10.30 WIB, pelaku membeli racun potassium sianida dengan niat membunuh korban saat ritual ketiga. Malam harinya sekira pukul 19.30 WIB, pelaku dan korban pergi ke Petilasan Pager Suruh untuk melakukan ritual,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply