GARUT, KalderaNews.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, hari ini secara resmi menonaktifkan sementara Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Garut.
Keputusan ini diambil menyusul dugaan kasus perundungan yang diduga menyebabkan seorang siswa, PN, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri pada Senin, 14 Juli 2025 lalu.
Penonaktifan ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan objektivitas penuh dalam proses investigasi.
BACA JUGA:
- Heboh, Siswa SMA Negeri 6 Garut Diduga Bunuh Diri Akibat Perundungan, Pihak Sekolah Berkelit!
- Mahasiswi UNS Nekat Bunuh Diri ke Sungai Bengawan Solo, Tinggalkan Pesan untuk Dosen dan Orang Tuanya
- Mahasiswi UPI Ditemukan Tewas di Gedung Gymnasium, Bunuh Diri Lagi?
“Saya sudah menugaskan kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan investigasi mencari titik masalahnya,” ungkap Dedi Mulyadi melalui unggahan Instagram pribadinya.
Awalnya, Dedi berniat melakukan rekonsiliasi dengan mempertemukan semua pihak terkait, termasuk kepala sekolah, guru bimbingan konseling, wali kelas, dan kedua orang tua siswa yang diduga terlibat.
Namun, karena kedua belah pihak masih bersikukuh dengan argumen masing-masing, jalur investigasi mendalam kini menjadi pilihan.
Kasus ini menjadi sorotan publik setelah ramai diperbincangkan di media sosial. Meskipun hasil olah tempat kejadian perkara oleh Kepolisian Resor Garut tidak menemukan tanda-tanda kekerasan dan lebih mengarah pada dugaan bunuh diri, isu perundungan yang mengemuka tetap menarik perhatian banyak pihak.
Tak hanya pemerintah daerah, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) juga menunjukkan perhatian serius.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyatakan bahwa tim dari Inspektorat Jenderal Kemendikdasmen telah dikerahkan untuk menelaah persoalan ini secara utuh.
“Kami juga membawa tim dari Inspektorat Jenderal dari Kementerian Pendidikan untuk bisa menelaah persoalan ini lebih utuh,” jelas Fajar Riza Ul Haq di Garut, Rabu, 16 Juli 2025.
Fajar menambahkan, perwakilan Kemendikdasmen telah melakukan takziah untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum.
Saat ini, kementerian sedang mengkaji hasil investigasi dan mengecek efektivitas Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah.
Sebelumnya, kasus PN ini juga sudah mendapatkan perhatian dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut.
Pihak keluarga sendiri, melalui pernyataan mereka, meminta semua pihak untuk tidak beropini liar tentang kematian PN guna menghormati suasana duka dan menghindari kekeruhan.
“Penting untuk diingat bahwa di balik setiap kasus bunuh diri, ada penderitaan mendalam yang dialami individu. Ini adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, mendengarkan, dan memberikan dukungan kepada mereka yang mungkin sedang berjuang.
Jika Anda atau orang yang Anda kenal membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental, keluarga, atau teman terdekat. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu mereka yang sedang berjuang dengan pikiran untuk mengakhiri hidup.“
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply