135 Siswa SMPN 3 Berbah Alami Gejala Keracunan Usai Konsumsi MBG, Orang Tua Minta Evaluasi

Simulasi Makan Bergizi Gratis di Majalengka, Jawa Barat yang unik karena disajikan dengan prasmanan. (Tangkapan layar TikTok @pemkabmajalengka)
Simulasi Makan Bergizi Gratis di Majalengka, Jawa Barat yang unik karena disajikan dengan prasmanan. (Tangkapan layar TikTok @pemkabmajalengka)
Sharing for Empowerment

SLEMAN, KalderaNews.com- Sebanyak 135 siswa SMP Negeri 3 Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dilaporkan mengalami gejala keracunan.

Mereka diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kondisi ini membuat para orang tua berharap program tersebut bisa dievaluasi.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati, menyampaikan bahwa hingga hari ini tercatat 135 siswa dan 2 guru menderita diare.

BACA JUGA:

“Diobati di sekolah oleh Puskesmas Berbah total 66 orang, rawat jalan di RSUD Prambanan satu orang, dan rawat jalan di Puskesmas Berbah ada dua orang,” jelas Yuliati saat dihubungi kontributor Tirto melalui sambungan telepon pada Rabu (27/8/2025).

Isi Menu MBG yang Diduga Membuat Keracunan

Ia menambahkan, menu MBG yang dimakan para pasien berupa nasi kuning dengan lauk telur dadar potong, abon, kering tempe, dan buah jeruk.

Kepala SMPN 3 Berbah, Siti Rochmah Nurwati, mengatakan bahwa pihak sekolah sudah menghadirkan tenaga medis dari Puskesmas Berbah untuk menangani siswa yang terindikasi keracunan. Setelah mendapatkan obat, para siswa kembali mengikuti pelajaran seperti biasa.

“Pembelajaran berlangsung normal kembali sampai jam 14.30 siang ini,” ujar Siti.

Menurut Siti, pihak sekolah masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari puskesmas untuk memastikan penyebab keracunan.

“Nah, sampai saat ini, detik ini, saya masih menunggu hasilnya, apakah benar ini dari makanan, atau dari air, atau dari sanitasi yang lain, kami belum dapat simpulkan. Sehingga kita tunggu bersama-sama, sebenarnya ini sumbernya dari mana,” tuturnya.

Ia menjelaskan, dari total 380 siswa, hampir semuanya mengonsumsi MBG, kecuali dua siswa yang tidak hadir pada hari Selasa (26/8/2025).

“Kalau MBG otomatis semuanya makan, tidak ada yang ditolak, semuanya makan. Sebenarnya yang terdampak itu ada 137, yang mengatakan mual dan diare. Tapi yang sebenarnya sakit [bergejala berat] itu hanya mungkin 29, yang lainnya baik-baik saja,” tambahnya.

Orang Tua Siswa Minta MBG Dievaluasi

Sementara itu, seorang wali murid bernama Bagio (50) meminta agar program MBG bisa ditinjau ulang.

“Gimana ya kalau sudah ada keputusan kan kita juga nggak enak lah, kalau mau lanjut silakan berhati-hati lagi. Kalau mau diberhentikan kan ini program pemerintah toh itu,” kata Bagio.

Ia juga mengusulkan agar MBG diganti dengan uang saku yang bisa dipakai untuk kebutuhan lain oleh siswa.

“Mungkin bisa diuangkan untuk biaya yang lain buat uang saku atau apa, kalau anak itu manut makan MBG, kalau ada ya dimakan kalau nggak ada ya nggak. Karena kita kan sebagai orang tua udah pasrah sama guru toh, guru juga kan program desakan pemerintah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*