BANDUNG BARAT, KalderaNews.com- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat memutuskan menghentikan sementara distribusi Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini dilakukan setelah terjadi kasus keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar di Kecamatan Cipongkor pada Senin (22/9/2025).
Sejumlah siswa dari berbagai jenjang sekolah seperti SMK Pembangunan Bandung Barat, MTs Darul Fiqri, dan SD Negeri Cipari mengalami keracunan MBG.
BACA JUGA:
- Program MBG Belum Punya Payung Hukumnya, Keracunan Kian Marak, Segera Lakukan Moratorium!
- Kasus Keracunan MBG Kian Marak, KPAI Minta Program MBG Dihentikan Sementara!
- DPR Desak Program MBG Diganti Uang Tunai, Pemerintah Ngotot dalam Bentuk Makan Bergizi
Gejalanya meliputi mual, pusing, hingga kejang setelah menyantap makanan dari program MBG. Jumlah korban terus bertambah hingga malam hari.
Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, menyebut ada sekitar 260 siswa yang terdampak.
“Semua sedang ditangani, dan seluruh rumah sakit serta puskesmas di wilayah Cipongkor hingga Cililin sudah kami instruksikan siap melayani. Fasilitas dan biaya perawatan ditanggung pemerintah daerah,” ungkapnya saat meninjau ke RSUD Cililin.
Karena kapasitas perawatan di rumah sakit terbatas, sebagian korban ditempatkan sementara di GOR Kecamatan Cipongkor yang dijadikan lokasi darurat.
MBG Dihentikan Sementara dan Biaya Perawatan Ditanggung Pemerintah
Pemkab juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, kepolisian, dan TNI untuk memastikan penanganan berjalan baik, termasuk mengatasi masalah bahan bakar ambulans dan suplai oksigen yang sempat menipis.
Terkait kelanjutan MBG, Asep menegaskan distribusi dihentikan sementara.
“Sudah ada instruksi dari pusat agar dihentikan dulu sambil menunggu hasil uji laboratorium. Informasinya bisa dua minggu, mudah-mudahan lebih cepat,” jelasnya.
Evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan MBG akan dilakukan setelah hasil pemeriksaan keluar. Dari pihak sekolah, Zizah dari SMK Pembangunan menjelaskan bahwa gejala muncul satu hingga dua jam setelah makan siang.
“Petugas sudah mengambil sampel makanan, jadi kami menunggu hasilnya apakah memang dari makanan atau ada faktor lain,” ujarnya.
Kesaksian siswa dan orang tua juga memperkuat kronologi. Sukarya, salah satu siswa, mengaku mulai pusing usai membantu temannya yang pingsan.
“Awalnya perut terasa sakit, terus kepala ikut pusing. Saya makan buah melon, tomat, timun, lalapan, ayam, dan nasi,” tuturnya.
Sementara Saadah, orang tua siswa, menyebut anaknya mengalami sakit perut, panas, pusing, mual, bahkan sempat kejang.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, menegaskan keselamatan siswa jadi prioritas utama.
“Dinas Kesehatan bersama tim medis terus melakukan langkah cepat untuk memastikan para siswa mendapatkan perawatan terbaik,” katanya.
Pemerintah daerah memastikan semua biaya perawatan ditanggung, sementara keputusan soal kelanjutan program MBG akan diambil setelah evaluasi dan hasil laboratorium keluar.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply