24 Oktober, Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Begini Sejarah Berdirinya

Ilustrasi: Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu, 23 September 2020.. (KalderaNews.com/Ist.)
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu, 23 September 2020.. (KalderaNews.com/Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Setiap 24 Oktober diperingati sebagai Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Peringatan ini dimulai sejak 1948. Pada 1971, Majelis Umum PBB merekomendasikan agar tanggal itu diperingati negara-negara anggota PBB sebagai hari libur umum.

Tahun ini, tepat 75 berdirinya PBB. Peringatan ini dirayakan dalam krisis kesehatan global akibat pandemi Covid-19, yang juga berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi global.

BACA JUGA:

Untuk memperingati 75 tahun PBB, negara-negara anggota telah mengadakan acara tingkat tinggi pada 21 September 2020. Dalam acara ini, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 PBB, Rabu, 23 September 2020 secara virtual.

Selain itu, untuk merayakan Hari PBB, konser tahunan biasanya diadakan di Aula Majelis Umum. Karena pandemi, konser digelar secara daring di GA Hall, Kamis, 22 Oktober 2020 pukul 12.00 malam waktu New York.

Sejarah Berdirinya PBB

Sesi pertama dari Sidang Umum PBB pada 10 Januari 1946 di Central Hall, London, Inggris.(Marcel Bolomey)

PBB atau United Nations (UN) merupakan organisasi negara-negara di dunia. Tapi, PBB bukan organisasi internasional pertama. Menurut Encyclopaedia Britannica (2015), PBB berdiri pada 24 Oktober 1945.

Sebenarnya, sebelum itu sudah ada Liga Bangsa-bangsa (LBB) atau League of Nations yang didirikan pada 1919. LBB menghadapi konflik dunia setelah Perang Dunia I serta tak mampu mencegah Perang Dunia II. LBB pun dibubarkan pada 1946, setelah PBB lahir.

Menjelang berakhirnya PD II, negara-negara kubu Sekutu sepakat membentuk organisasi global. Usulan pertama disampaikan Presiden Amerika Serikat, Franklin D Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill. Hal itu muncul ketika mereka menandatangani Piagam Atlantik pada Agustus 1941.

Nama “United Nations” mula-mula dipakai untuk melawan negara yang bertentangan dengan kubu Sekutu. Musuh Sekutu, yaitu Jerman, Italia, dan Jepang. Pada 1 Januari 1942, 26 negara menandatangani Declaration by United Nations, yang berisi tujuan perang negara-negara Sekutu. Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet merancang struktur dan fungsi PBB. Tiga negara itu atau kerap disebut “Big Three” adalah pemrakarsa yang sering berbeda pendapat.

Langkah awal melahirkan PBB berlangsung pada 21 Agustus sampai 7 Oktober 1944. Dalam Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, para diplomat tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet bertemu dengan diplomat China. Negara empat besar atau yang sering disebut “Big Four” merumuskan tujuan, struktur, fungsi, namun masih berselisih pendapat soal pemungutan suara.

Pada 25 April 1945, perwakilan dari 50 negara hadir dalam Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional di San Francisco. Negara yang mengirim perwakilan, yakni sembilan negara Eropa, 21 dari Amerika, tujuh dari Timur Tengah, dua dari Asia Timur, tiga dari Afrika, dan masing-masing satu dari Ukraina dan Belarusia. Kemudian ada lima dari negara persemakmuran Inggris. Polandia yang tak mengirim perwakilan, tetap diikutkan sebagai anggota PBB. Mereka berdikusi soal masalah dunia dan peran PBB, terutama politik, ekonomi, dan kesejahteraan sosial.

Hasil diskusi mereka kemudian dituangkan dalam Piagam PBB yang ditandatangani pada 26 Juni 1945 dan diumumkan pada 24 Oktober 1945. Inilah yang kemudian menjadi tonggak berdirinya PBB.

Dalam pembukaan Piagam PBB memuat tujuan PBB yaitu:

  • Menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang
  • Menegaskan keyakinan akan hak asasi manusia
  • Membangun kondisi di mana keadilan dan kehormatan atas kewajiban yang timbul dari perjanjian dan hukum internasional dapat dipertahankan
  • Meningkatkan kesejahteraan sosial dan standar hidup yang lebih baik dalam kebebasan yang lebih luas

PBB bermarkas di New York, Amerika Serikat. Kantor lainnya ada di Jenewa, Swiss; Wina, Austria, dan kota lainnya di dunia. Bahasa resmi yang digunakan PBB adalah bahasa Arab, Mandarin, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*