
SURAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dian Rineta, S.T, MSi mengapresiasi gelar karya “Merajut Kerukunan demi Indonesia Jaya” yang diselenggarakan SMPN 19 Surakarta pada Jumat, 9 Desember 2022.
Gelar karya ini adalah puncak kegiatan Projek Penguatan Profile Pancasila (P5) dengan Tema Bhinneka Tunggal Ika. Projek ini dilaksanakan pada 31 Oktober-11 Desember 2022.
Selain mengajak semua yang hadir untuk menyanyikan lagu Garuda Pancasila sesuai tema Projek, ia juga berpesan agar seluruh siswa SMPN 19 Surakarta menjadi pelajar Pancasila yang menyematkan Pancasila di dada.
BACA JUGA:
- SMPN 19 Surakarta Dukung Indonesia Bergerak Bebas Sampah 2020
- Di SMPN 19 Surakarta Sampah Jadi Berkah
- SMPN 19 Surakarta Luncurkan Antologi Cerpen dan Puisi
Dengan semangat Pancasila, terangnya, siswa akan terbentuk karakter yang berbudi pekerti luhur, cinta damai, menghormati orang lain dan pada akhirnya tidak ada lagi bulying.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta juga berterima kasih kepada para guru yang telah berjuang dan berdaptasi dengan Kurikulum Merdeka yang tentunya tidak mudah untuk mengajar siswa sesui karakter masing-masing siswa.
Dalam gelar karya ini siswa berkolaborasi menarikan tarian kreasi jaranan yang menjadi ciri khas tarian Jawa, kemudian dilanjutkan dengan penampilan masing masing kelas berupa gerak dan lagu, musikalisasi puisi, tarian dan diakhiri dengan menyanyikan lagu kerukunan umat beragama.
Kepala SMPN 19 Surakarta, Drs. Agus Siswanto menyatakan bahwa projek ini merupakan projek ke dua dari tujuh tema yang akan diberikan kepada siswa.
Dengan tema “Bhinneka Tunggal Ika diharapkan warga SMPN 19 Surakarta mampu bertoleransi dan menghargai perbedaan yang ada, tidak saling mengejek atau menjelekkan serta menghargai perbedaan sehingga tercipta kerukunan baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Koorditor Tim Projek, Agustinus Sucipto, S.S menegaskan Bhinneka Tunggal Ika merupakan tema yang sangat penting diberikan karena secara nyata siswa SMPN 19 Surakata terdiri dari berbagai macam latar belakang agama, suku, sosial ekonomi, serta budaya.
Disamping itu kadang kala terjadi bullying atau candaan yang bernada SARA menimbulkan kertersinggungan. Dengan Projek ini diharapkan siswa mampu menghargai perbedaan yang ada serta bisa menjadi duta toleransi yang mampu merajut kerukunan dengan jiwa Pancasila demi Indonesia jaya.
Lebih Lanjut Agustinus menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, Projek dibagi menjadi empat kegitaan: Minggu pertama siswa diberi materi tentang konsep keragaman agama, suku,sosial ekonomi, serta budaya di Indonesia.
Minggu ke dua siswa mengunjungi tempat ibadah dari enam agama di kota Solo dan berdialog dengan pemuka agama agar siswa bisa memahami toleransi dari sumbernya.
Minggu ketiga siswa membuat produk berupa puisi yang kemudian dijadikan buku, vlog serta poster.
Minggu keempat siswa melaksanakan gelar karya yang akan dilanjutkan kampanye tentang Saya Indonesia, saya Pancasila di Solo Car Freeday.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply