JAKARTA, KalderaNews.com – Pelaksanaan program Kampus Mengajar angkatan 4 yang sudah selesai masa penugasannya banyak meninggalkan jejak dan cerita baik di berbagai sekolah sasaran.
Wakil Kepala Sekolah SDN Kemayoran 13 Pagi, Vera Meyliana mengakui di sekolah ini sejak awal memang tidak ada kelas khusus atau bimbingan khusus untuk para peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Di sekolah ini terdapat sekitar 10 siswa ABK yang ikut dalam proses pembelajaran sehari-hari.
“Namun, kami selalu menitipkan pesan kepada setiap guru di kelas agar bisa memahami kebutuhan khusus mereka sambil memberikan perhatian khusus agar peserta didik tersebut bisa terus mengikuti pembelajaran,” tegasnya.
BACA JUGA:
- Pendaftaran Program Kampus Mengajar Kembali Dibuka, Dapat 20 SKS dan Bantuan UKT
- Mahasiswa Peserta Kampus Mengajar Dorong Adaptasi Teknologi di 3 Ribu Sekolah di Seluruh Indonesia
- Program Kampus Mengajar Dibuka untuk 15 Ribu Mahasiswa, Dapat Uang Saku dan Bantuan UKT
Rata-rata peserta didik yang merupakan ABK adalah anak-anak yang mengalami keterlambatan belajar dengan kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang rendah.
Keterbatasan tenaga pendidik serta belum adanya pemahaman yang cukup mengenai teknis pengajaran khusus yang bisa membantu pembelajaran murid ABK juga menjadi salah satu kendala yang dialami oleh sekolah.
Leave a Reply