YOGYAKARTA, KalderaNewscom – Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) gelar kongres ke-42. Kampus Katolik ditantang hadapi perubahan zaman, tak sekadar bertahan hidup!
Kongres diikuti 24 anggota perguruan tinggi ini diadakan 6-8 Maret 2025 di kampus Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
BACA JUGA:
- Mau Kuliah S1 di Universitas Sanata Dharma? Cermati Program Studi Unggulan dan Informasi Biaya Kuliahnya!
- Biarawati Katolik, Suster Colleta, Lulus PPG dari Kampus Muhammadiyah
- Pelantikan Pengurus iKDKI Wilayah Jakarta, Wadah Kolaborasi Dosen Katolik, Didorong Jadi Guru Besar
Relevansi, kolaborasi, dan komitmen
Kongres APTIK ke-42 ini mengusung tiga gagasan utama:
- Memperkuat Relevansi. Perguruan tinggi Katolik harus terus beradaptasi agar tetap bermakna dan berdaya saing, baik dalam aspek akademik, profesionalisme, maupun dalam menjawab kebutuhan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat.
- Meneguhkan Kolaborasi. APTIK mendorong sinergi antar institusi untuk menghadapi tantangan bersama, termasuk dalam pengelolaan universitas, riset, serta kemitraan dengan Gereja, dunia usaha, dan pemerintah.
- Menyatukan Komitmen. Pendidikan tinggi Katolik harus tetap setia pada jati diri dan misinya, yaitu membentuk manusia secara utuh -cakap secara intelektual, berkarakter, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
“Dengan sinergi dan komitmen bersama, perguruan tinggi Katolik bisa terus menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya unggul secara akademik, namun juga memiliki misi sosial yang kuat,” kata Ketua APTIK, Prof Kusbiantoro.
Ia berpesan agar perguruan tinggi Katolik tetap berdaya saing, baik dalam aspek akademik maupun menjawab kebutuhan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat.
APTIK juga mendorong sinergi antarinstitusi untuk menghadapi tantangan bersama, termasuk dalam hal pengelolaan universitas, riset, serta kemitraan dengan gereja, dunia usaha, dan pemerintah.
Sementara, Sekretaris APTIK, Kasdin Sihotang berharap, kongres APTIK ke-42 ini bisa menghasilkan kebijakan strategis yang memperkuat posisi perguruan tinggi Katolik di Indonesia.
Kampus Katolik tak sekadar bertahan
Rektor USD, Romo Albertus Bagus Laksana SJ menyatakan, perguruan tinggi Katolik tidak sekadar harus bertahan, tetapi juga mesti berkembang sebagai kekuatan transformatif bagi bangsa.
“Kongres ini menjadi momentum bagi kita untuk terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi gereja serta masyarakat,” kata Romo Rektor Bagus.
Melalui kongres ini, tiap perguruan tinggi Katolik ditantang makin relevan dalam menghadapi tantangan zaman, dengan memperkuat kolaborasi serta menyatukan komitmen bersama.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply