Inilah Profil Pendidikan dan Aktivitas Direktur Lokataru Foundation Delpedro Marhaen yang Dibekuk Polisi

Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Nama Delpedro Marhaen, Direktur Lokataru Foundation, menjadi sorotan publik setelah ia dikabarkan ditangkap oleh aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya pada Senin malam (1/9/2025).

Penangkapan ini memicu kecaman dari berbagai pihak yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kriminalisasi dan ancaman terhadap kebebasan sipil.

Aktivis Muda Vokal Pembela HAM

Delpedro Marhaen dikenal sebagai seorang aktivis muda dan pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) yang vokal.

BACA JUGA:

Ia menempati posisi Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, sebuah organisasi yang didirikan untuk mengadvokasi isu-isu HAM, demokrasi, dan kebebasan sipil di Indonesia.

Rekam jejaknya menunjukkan keterlibatan yang kuat dalam dunia advokasi. Sebelum menjabat sebagai direktur di Lokataru Foundation pada 2024, ia pernah menempati beberapa posisi penting, antara lain:

  • Research Assistant di Lokataru Foundation (2019-2021) dan Hakasasi.id (2020-2021).
  • Program Assistant di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) (2022-2023).
  • Researcher di Haris Azhar Law Office.
  • Koresponden di BandungBergerak.id (2021-2024).

Riwayat Pendidikan Delpedro Marhaen

Delpedro Marhaen menempuh pendidikan tingginya di Universitas Tarumanagara (Untar) , salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta. Ia adalah sarjana alumnus Fakultas Hukum universitas tersebut.

Delpedro Marhaen tercatat sebagai mahasiswa magister Ilmu Politik di UPN Veteran Jakarta (UPNVJ)

Ia juga menempuh Magister Hukum di Universitas Tarumanagara (Untar)

Keterlibatannya dalam dunia aktivisme dan advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) sudah dimulai sejak masa kuliah.

Hal ini terlihat dari rekam jejaknya yang langsung berkecimpung di berbagai organisasi non-pemerintah (LSM) setelah lulus, menunjukkan minat dan komitmennya yang kuat di bidang tersebut.

Meskipun informasi detail tentang tahun kelulusannya tidak banyak tersedia di sumber publik, pendidikan hukum yang ia tempuh di Universitas Pancasila menjadi fondasi kuat bagi perannya sebagai Direktur Eksekutif Lokataru Foundation yang berfokus pada isu-isu hukum dan HAM.

Pernah Jadi Korban Kekerasan Aparat

Sebagai aktivis, Delpedro tidak hanya terlibat dalam aksi protes, tetapi juga aktif menulis. Salah satu esai opininya yang berjudul “From Sabah to Pancoran: Recognising the invisible” diterbitkan di media internasional, membahas komunitas tanpa identitas hukum di Asia Tenggara.

Penangkapan Delpedro pada 1 September 2025 bukanlah insiden pertama. Pada 2024, ia juga dikabarkan pernah ditangkap dan mengalami kekerasan usai demonstrasi penolakan RUU Pilkada di depan Gedung DPR RI. Pihak Lokataru menyebut saat itu Delpedro sempat dibawa ke Polda Metro Jaya dalam kondisi babak belur.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai alasan penangkapan Delpedro. Pihak Lokataru Foundation sendiri telah mengecam keras tindakan ini, menyebutnya sebagai penangkapan sewenang-wenang tanpa dasar hukum yang jelas, dan menuntut agar Delpedro segera dibebaskan tanpa syarat.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*