SOLO, KalderaNews.com — Namanya Parama Pradana Suteja. Ia kerap disapa Dana. Beberapa hari ini, ia merasa bingung. Tak disangka, ia diterima kuliha S2 di 11 universitas ternama di Amerika Serikat. Tapi, Dana tentu harus menentukan pilihan di satu kampus.
BACA JUGA:
- Guru Ini Sumbangkan Gajinya kepada Negara Atasi Covid 19 dan Ajak PNS Lainnya Lakukan Hal Serupa
- Pimpinan dan Pegawai Kemenristek/BRIN dan LPNK Berbagi 1.000 Sembako
- Riset Terbaru di China Temukan Udara AC Mempercepat Penularan Covid 19, Ruangan Sekolah Perlu Jendela Terbuka
- Cuci Tangan Lebih Mudah dengan Alat Otomatis Besutan Mahasiswa Telkom University
- Guru dari Semarang Ini Masuk Nominasi Finalis Global Teacher Prize 2020 Berhadiah Rp15 Miliar
- Bangga Jadi Warga Kota Bekasi, Cek Update Pasien Corona Terpusat di Sini
- Atma Jaya Yogyakarta Beri Bantuan Pangan Kepada Mahasiswa
- Tak Perlu Takut, Tok! Dana BOS Resmi Bisa untuk Beli Pulsa Internet
- Mantan Guru Sekolah Pelita Harapan Meninggal karena Covid 19 Diberi Penghormatan oleh Surat Kabar AS
- Stafsus Alumni ITB dan Harvard Ini Bikin Malu, Ini Profil Lengkap Pendidikan Andi Taufan Garuda Putra
Setelah ditimbang-timbang, Dana akhirnya menjatuhkan pilihan ke Harvard University. Ia harus melepas kesempatan kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Yale University, Princeton University, University of Pennsylvania, Columbia University, Cornell University, UC Berkeley, University California Los Angeles (UCLA), University of Southern California (USC), dan Rice University.
Dana mengaku, mempersiapkan aplikasi pengajuan sejak 2019. Pada medio Februari-Maret 2020, dia mendapatkan pengumuman diterima di 11 universitas tersebut.
Mengapa Dana memilih Harvard University?
Ternyata, karena di Harvard University, ia bisa mendalami ilmu arsitektur. Bidang yang telah lama ia tekuni. Sebelumnya, Dana kuliah di program studi arsitektur di Diablo Valley College (2014-2016) dan UC Berkeley (2016-2018).
Bukti pengumuman dari Harvard University dan universitas lainnya disampaikan melalui surat elektronik, telepon, dan surat fisik. Bila dihitung-hitung, Dana bisa memperoleh beasiswa lebih dari Rp 1 miliar di satu universitas. Sementara dari tujuh universitas yang memberikan beasiswa, dia menghitung totalnya sekitar Rp 12 miliar. “Itu hanya untuk biaya pendidikan saja, tidak termasuk biaya hidup,” kata pemuda kelahiran Solo, Jawa Tengah, 11 November 1995 ini.

Dana berasal dari Panularan, Laweyan, Solo. SD dan SMP, dia bersekolah di Kalam Kudus, lantas melanjutkan ke SMA Regina Pacis Solo. Saat SMA, Dana tertarik bersekolah di luar negeri. Ia mengaku terinspirasi kakak kelasnya yang kuliah di UC Berkeley.
Impian itu pun tercapai. Dana bisa mengenyam pendidikan UC Berkeley. Ia juga sempat bekerja di biro arsitektur di San Fransisco. Pada pengujung 2019, Dana mendapatkan kontrak kerja empat bulan di biro arsitektur Tokyo, Jepang.
Setelah dari Jepang, ia pulang kampung. Ia mempersiapkan diri masuk ke jenjang studi S2. Dan rencana, Dana akan memulai petualangan pendidikan di Harvard University pada Agustus 2020. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.


Leave a Reply