Proses Kreatif di Balik Antologi Cerpen dan Puisi SMP Negeri 19 Surakarta

Sharing for Empowerment

“Mereka belajar hening sehingga bisa mewujudkan keinginannya untuk sebuah ekspresi jiwanya. Selanjutnya anak-anak akan memahami apresiasi dan isi sastra sampai pada nilai kontemplatifnya,” tandasnya.

Hal senada diungkapkan salah satu guru pembimbing pembuat cerpen Eny Mursito, M.Pd. Ia mengapresiasi antusiasme yang sungguh luar biasa dari para siswa dalam berkarya mencipta cerpen dan puisi.

“Kreativitas mereka dalam menuangkan ide dalam bentuk cerita yang menarik dan merangkai untaian kata kata indah dalam bentuk puisi sungguh patut diacungi jempol. Semoga buku kumpulan cerpen dan puisi yang mereka persembahkan bisa menjadi goresan yang merekam jejak mereka dalam belantara sastra,” tandasnya.

Bagi siswa-siswi SMPN 19 Surakarta, membuat puisi dan cerpen bukan hal yang baru, akan tetapi membuat puisi dan cerpen kemudian dikumpulkan dan dibukukan menjadi motivasi sendiri bagi mereka.

Siswi SMP Negeri 19 Surakarta membacakan salah satu karya dalam buku Jiwa Ragaku untuk Negeriku, Senin, 13 November 2017
Siswi SMP Negeri 19 Surakarta membacakan salah satu karya dalam buku Jiwa Ragaku untuk Negeriku, Senin, 13 November 2017 (KalderaNews/AS)

Risya siswi kelas 7 merasa senang karena puisinya bisa menjadi bagian dari kumpulan puisi yang berjudul Jiwa Ragaku untuk Negeri tersebut. Ia mengatakan membuat puisi memang dibutuhkan perbendaharaan kata yang cukup dan pemilihan kata yang tepat agar puisi menjadi bagus.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*