Kidung Duka Guru Honorer di Sumba, Mengajar Sambil Jualan Kue

Sharing for Empowerment
Para guru di Sumba, NTT (KalderaNews/Inovasi)

SUMBA, KalderaNews.com – “Saya belum mampu mengelola kelas dengan baik, ketika anak-anak ribut. Saya jarang membuat media sendiri yang bisa mengefektifkan pembelajaran. Berkaitan dengan kurikulum, saya masih kurang memahami cara penilaian dengan memakai kurikulum 13,” ujar bu Yuli, salah satu guru kelas awal dari salah satu sekolah dasar di Kecamatan Hahar, Sumba Timur.

Lain lagi dengan Ibu Kartini, “Saya kemarin tidak melakukan apersepsi atau awalan mengajar. Saya langsung masuk ke pembelajaran inti, padahal apersepsi itu penting untuk mengingat kembali pembelajaran sebelumnya. Saya waktu itu kurang mempersiapkan diri sebelum mengajar,” ujarnya polos.

Ibu Mardiana, pengajar kelas satu sekolah dasar mengungkapkan bahwa dari dua puluh sembilan orang muridnya, hanya empat yang sudah benar-benar lancar membaca. Lainnya masih terbata-bata. Ia merasa belum memahami secara benar bagaimana mengajar secara efektif yang membuat anak bisa menyambungkan huruf dan membaca lancar dengan cepat.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*