Terlalu Lama Diam di Rumah Milenialis Bisa Terkena Cabin Fever, Ini 8 Cara Mengatasinya

Stay at home terlalu lama dapat menyebabkan cabin fever (Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Terlalu lama berdiam di dalam rumah dan merasa terputus kontak dengan dunia sekitar, dapat menyebabkan cabin fever atau demam kabin.

Ini adalah masalah kesehatan mental yang ditandai dengan stres berkepanjangan dan trauma berat akibat terlalu lama diam di rumah atau di suatu tempat.

Gangguan mental ini bisa juga muncul di masa pandemi Covid 19 seperti sekarang, yang membuat sebagian besar warga menghabiskan waktu di rumah dalam jangka yang cukup panjang.

“Perasaan terisolasi dan kesepian sangat mungkin terjadi di situasi social distancing maupun swakarantina seperti selama pandemi ini, atau ketika tertambat di suatu tempat karena alasan cuaca yang buruk,” tulis situs Health Line, menjelaskan tentang cabin fever.

Ada sejumlah gejala cabin fever, yang dapat kamu amati pada diri kamu sendiri atau orang-orang dekat di sekitar kamu, seperti berikut ini:

  • gelisan dan tidak bisa diam
  • menurunnya motivasi
  • irabilitas
  • putus asa
  • sulit berkonsentrasi
  • pola tidur yang tidak teratur termasuk tidak bisa tidur atau justru selalu mengantuk
  • sulit bangun
  • lesu
  • tidak percaya kepada orang di sekitar
  • tidak sabar
  • rasa sedih atau depresi yang berkepanjangan

Awalnya cabin fever diasosiasikan dengan keadaan terkurung di akhir pekan yang berhujan. Atau, terpaksa tertambat di dalam rumah karena musim salju yang berat. Namun, pada dasarnya ia juga dapat terjadi setiap waktu manakala seseorang merasa terisolasi dan terasing dari dunia luar.

BACA JUGA:

Gejala-gejala cabin fever dapat menjadi lebih sulit diatasi bila tidak mendapat penanganan segera. Pada tingkat yang parah, dapat menyebabkan penderitanya membuat keputusan irasional yang berpotensi mengancam kehidupannya atau kehidupan kelompok dimana ia hidup bersama.

Beberapa contoh tindakan ekstrem adalah bunuh diri atau paranoia. Atau bisa mengambil keputusan nekad, misalnya pergi ke luar rumah padahal ada larangan untuk itu (misalnya karena badai salju di luar atau dapat tertular penyakit seperti Covid 19).

Bagaimana kamu mengatasi gangguan mental ini sangat tergantung pada temperamen pribadi masing-masing. Ada yang yang dengan mudah dapat mengatasinya, namun tidak sedikit yang menghadapi kesulitan sampai gejala-gejala ini berlalu.

Berikut ini beberapa tips untuk mencegah atau mengatasi cabin fever.

  1. Habiskan waktu lebih banyak di luar rumah. Ini tidak saja bertujuan untuk meningkatkan fungsi kognitif tetapi juga memperbaiki mood, mengatasi stres dan meningkatkan perasaan gembira,
  2. Jika keluar rumah tidak memungkinkan, ada beberapa cara lain. Misalnya, bukalah jendela dan biarkan suasana luar rumah masuk.
  3. Bila memungkinkan sediakan tempat makan burung di dekat jendela kamu sehingga burung-burung datang terasa hidup lebih dekat dengan kamu.
  4. Bercocok tanam kecil-kecilan di dekat rumah. Kamu bisa menggunakan pot-pot kecil, menanam kaktus atau tanaman kecil lainnya.
  5. Terlalu lama di rumah dapat membuat kamu tidak memiliki gairah melakukan apa-apa. Hidup kamu jadi seperti berantakan. Jika begitu, cobalah susun jadwal rutin atau sesuatu yang rutin dapat kamu lalkukan. Ini akan membuatmu lebih sadar waktu.
  6. Pelihara kehidupan sosial walaupun tidak dapat bertemu langsung. Misalnya dengan menggunakan layanan streaming seperti FaceTime, Zoom atau Skype, kamu dapat menjalin kontak dengan teman-teman. Terkoneksi dengan orang-orang yang mengalami situasi yang sama juga dapat membantumu merasa bahwa kamu tidak sendirian.
  7. Ekspresikan sisi kreatifmu. Mungkin kamu punya bakat terpendam yang tidak pernah dibangkitkan lagi. Cobalah. Melukis? Menari?
  8. Berolah raga. Riset menunjukkan aktivitas fisik dapat menurunkan hormon stres pada tubuh. Pada saat yang sama otak juga melepas edorphins, neurokimina yang dapat meningkatkan mood dan perasaan senang.

Tidak susah bukan? (SM)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*