Buta Aksara Turun Jadi 1,78 Persen Pakai Data Lama, Daerah 3T Masih Memprihatinkan

Pengentasan Buta Aksara
Upaya konkret pengentasan buta aksara (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) BPS tahun 2019 menemukan jumlah penduduk buta aksara telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Persentase buta aksara tahun 2011 sebanyak 4,63 persen dan pada tahun 2019 turun menjadi 1,78 persen.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, Jumeri menegaskan dengan data tahun lalu itu kembali mengklaim penurunan ini berkat berbagai strategi yang inovatif dan menjawab kebutuhan belajar masyarakat.

Diakuinya jelang Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) yang ditetapkan UNESCO tiap 8 September bertema “Literacy Teaching and Learning in The COVID-19 Crisis and Beyond with a Particular Focus on The Role of Educators and Changing Pedagogies”, tema di Indonesia lebih kontekstual menjadi “Pembelajaran Literasi di Masa Pandemi COVID-19, Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan”.

BACA JUGA:

Diketahui, buta aksara fungsional adalah sebutan yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan membaca dan menulis yang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini sama dengan buta aksara dalam arti terbatas, yang berarti ketidakmampuan untuk membaca atau menulis kalimat sederhana dalam bahasa apapun.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*