Homo Sapiens si Penggosip

Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta.
Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

 Oleh Eben E. Siadari *

JAKARTA, KalderaNews.com — Jutaan tahun lamanya manusia sama sekali tidak mengenal api. Baru 800.000 tahun silam Homo Sapiens mulai sesekali memakai api. Dan perlu waktu 500.000 tahun kemudian api menjadi keperluan hidup sehari-hari manusia.

Mengapa topik tentang api ini penting? Karena persahabatan manusia dengan api signifikan dalam loncatan kecerdasan manusia.

Ketika api menjadi teman manusia, berbagai perubahan revolusioner dalam hidup terjadi. Terang di malam hari tak lagi hanya mengandalkan cahaya bulan. Kayu bakar menghangatkan musim dingin.

Api juga membuat Homo Sapiens lebih percaya diri menghadapi mahluk lain. Selama jutaan tahun Homo Sapiens menjadi   mahluk pinggiran.   Setiap hari ia harus berjuang untuk tidak dibunuh oleh hewan yang lebih besar dan buas. Dengan ditemukannya api, manusia bahkan telah bisa mengusir singa.

Efek Revolusioner Kuliner

Efek api yang paling revolusioner bagi kehidupan manusia adalah menyangkut makanan. Ditemukannya api membuat manusia mengenal tradisi memasak.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*