Duh, Apakah Logo Hari Guru Nasional 2020 Hasil Plagiat?

Logo Hari Guru Nasional 2020 yang mirip dengan logo sebuah acara Gereja Metodis Wesley di Brasil. (KalderaNews.com/repro: y.prayogo)
Logo Hari Guru Nasional 2020 yang mirip dengan logo sebuah acara Gereja Metodis Wesley di Brasil. (KalderaNews.com/repro: y.prayogo)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Pemenang Sayembara Logo Hari Guru Nasional 2020 telah ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yakni Andri Setiawan. Hari Guru Nasional akan diperingati 25 November mendatang.

BACA JUGA:

Logo yang membentuk lingkaran saling berdampingan itu adalah bentuk satu kesatuan dari proses pendidikan oleh guru. Guru yang mampu merangkul dan tumbuh bersama karena belajar bukanlah menanamkan, melainkan menumbuhkan. Logo juga membentuk gestur semangat, kesuksesan, dan kemerdekaan, sebab pendidikan sejatinya adalah memerdekakan anak.

Namun, penelusuran KalderaNews.com, logo itu mirip dengan logo yang termuat di link berikut; https://www.imw3.com.br/concilio/?fbclid=IwAR3_deGRmxzwm4XsaKRgpJYF675Y0tEdNKBIym5hHsFWxm4_kKafV99FtKg.

Bentuk dan gestur logo itu sama persis. Hanya warna logo yang membedakan keduanya. Logo di laman tersebut hanya dengan dua warna, merah dan biru. Sementara logo Hari Guru Nasional menggunakan warna yang beragam.

Logo yang termuat di laman berbahasa Portugis itu diketahui milik Gereja Metodis Wesley yang berbasis di Rio de Janeiro, Brasil itu merupakan logo acara Konsili Regional Gereja Metodis Wesley 2020 yang dihelat November tahun ini. Dan ternyata, logo tersebut telah diposting sejak Oktober lalu.




7 Comments

  1. HHhhhhfffttt.. semoga ini juga menjadi bahan evaluasi Kemdikbud. Mohon lihatkan ahli dalam penjurian. Karena saya sendiri kaget kalo logo ini bisa menang. Kedua logo itu tampak mirip. Tapi Logo yang warna warni yang sempat juara sesaat tersebut tidak punya soul. Hanya bagus di Copy Writing nya. Ini Lomba Logo. Jadi Design dan Makna sama2 penting.

  2. Haddeh,…Kemendikbud kecolongan lagi. Kenapa harus karya plagiat yang selalu menang? Bukankah di awal sudah ditegaskan bahwa karya harus orisinil dan belum pernah di publikasikan? Sebelum ini pada lomba logo Dapodik dari Kemendikbud beberapa waktu lalu, karya pemenang juga hasil dari comotan Shutterstock. Dan sekarang terulang lagi. Bukti bahwa juri tidak ada koordinasi dengan pihak yang berkompeten. Sepintas, logo sudah terlihat sangat generik. Bahkan di beberapa agensi microstock, logo jenis generik sudah tidak di terima lagi karena konsumen sudah terlalu jenuh. Lalu di awal design Brief di jelaskan bahwa harus ada unsur teknologi. Menurut saya justru ini yang harus ditonjolkan, karena mengingat situasi pandemi sekarang ini setiap guru yang mengajar daring pasti melalui instrumen teknologi. Dan di logo tersebut tidak tampak unsur teknologinya sama sekali.Kemudian kalau boleh kasih masukan, beri apresiasi sedikitlah buat kontestan yang lain, meskipun tidak menang. Beri ucapan terima kasih kek, atas kerjasama dan kerja kerasnya dalam pembuatan logo tersebut. Jadi tidak merasa… kok garing amat ya??

  3. Kemendikbud kecolongan lagi?..Haddeh… Baru beberapa bulan lalu pada lomba logo Dapodik, karya sang juara adalah hasil comotan dari agensi Shutterstock. Dan sekarang teruang lagi. Harusnya ini menjadi bahan evaluasi bagi Kemendikbud untuk lebih hati-hati lagi dalam menentukan sang juara. Ajaklah pihak lain yang berkompeten untuk di ajak diskusi. Agar kualitas dan orisionalitas logo bisa terjamin. Kalau boleh kasih kritik, sepintas saja logo pemenang ini sudah sangat generik. Gaya seperti ini sebenarnya sudah banyak ditinggalkan oleh para designer logo. Bahkan beberapa agensi microstock sudah melarang untuk mengirim logo jenis generik ini untuk di jual di agensinya, karena kosumen sudah jenuh. Berikutnya, dalam design brief sudah dijelaskan bahwa unsur teknologi harus ada, bahkan menurut saya harus ditonjolkan karena penggunaan unsur teknologi merupakan hal mutlak dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat ini. Justru ini yang menjadi pembeda dari logo-logo sebelumnya. Kemudian soal psikologi publik, kalau bisa.. kalau bisa nih, beri apresiasi sedikti buat para kontestan lain yang tidak menang. Kasih ucapan terima kasih atas partisipasinya, karena sudah mencurahkan waktu dan pikirannya untuk pembuatan logo ini. Jadi kita-kita tidak berasumsi…kok garing amat ya..kemendikbud?

  4. PNS Korup 1: Pak ini kandidat jurinya. Yang mana yang diloloskan, Pak?
    PNS Korup 2: Bodoh amat, cari siapa aja yg mau jadi juri, yang penting cuan cepet cair.
    [Bersambung….]
    *Makanya korupsi menjamur di negeri ini.*

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*