Dari Teori Konspirasi Bumi Datar Hingga Teka-teki Bumi Berbentuk Donat

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Ilmu Falak/Astronomi Islam, Novi Arisafitri
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Ilmu Falak/Astronomi Islam, Novi Arisafitri (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sharing for Empowerment

Oleh: Novi Arisafitri *

JAKARTA, KalderaNews.com – Planet biru yang disebut bumi merupakan planet kehidupan yang sangat istimewa dibanding planet lainnya. Kesempurnaan suhu membuat terjadinya keseimbangan kehidupan dan kenyamanan bagi makhluk untuk hidup. Bumi menjadi planet urutan ketiga paling dekat dengan matahari dan menjadi satu-satunya planet yang kita ketahui memiliki kehidupan.

Namun terlepas dari kesempurnaan dan keajaiban dari bumi ini, ternyata memiliki banyak  kontroversi dari sisi bentuknya. Dimulai dari bentuk bumi  bulat, oval dan paling menggegerkan publik yang  sangat mempertahankan temuannya yaitu teori bumi berbentuk datar (Flath Earth Society) yang juga dikenal sebagai International Flath Earth Society.

Penganut bumi datar menyatakan teori konspirasi yang paling masuk akal yaitu cakram byson bahwa bumi berbentuk cakram dengan Kutub Utara sebagai pusatnya sedangkan Kutub Selatan merupakan dinding es di pinggiran bumi. Luas lautan hanya sampai Antartika dan bumi dikelilingi oleh tembok es Antartika.

BACA JUGA:

Sebuah organisasi yang percaya bahwa bumi berbentuk datar, bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah. Organisasi ini didirikan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada tahun 1956 yang kemudian dipimpin oleh Charles K. Johnson. Organisasi ini tidak lagi aktif semenjak kematian Johnson pada tahun 2001, namun pada tahun 2010 Organisasi Flath Earth Society dimunculkan kembali oleh presiden barunya yaitu Daniel Shenton.

Mengutip dari The Guardian, Daniel Shenton melakukan  beberapa eksperimen untuk membuktikan bumi itu datar atau bulat. Shenton melakukan perjalanan ke perairan lurus sepanjang enam mil di sepanjang Sungai  Old Bedford di Norfolk, tempat yang terkenal dan banyak dijadikan untuk membuktikan bumi datar. Menurutnya saat menelusuri sungai sepanjang enam mil itu seharusnya ada kelengkungan, jika memang bumi itu berbentuk bulat. Tetapi menurutnya, ia tidak melihat hal tersebut pada saat melakukan eksperimen.

Shenton ini duluya menerima pandangan bahwa bumi itu berbentuk bulat, tetapi mulai mengajukan pertanyaan setelah mendengar album 1948 musisi Thomas Dolby The Flath Earth. Sejak tahun 1990-an Shenton mulai melakukan penelitian tentang bumi datar. Dan setelah melakukan penelitian lebih lanjut, akhirnya ia mempercayai bumi berbentuk datar.

Tak berhenti di situ, setelah teori konspirasi bumi datar ini  panas di sosial media, muncul lagi teori yang mengatakan bahwa bumi berbentuk seperti donat. Teori konspirasi ini dicetuskan oleh orang yang awalnya penganut bumi datar di sebuah forum diskusi Flath Earth Society.

Mengutip dari situs Astronomy, sejumlah ahli menawarkan teori baru tentang obyek-obyek luar angkasa yang mereka sebut sebagai synestia. Adanya benturan keras dari benda-benda langit di luar angkasa ke badan planet, sehingga membuat bumi seperti berbentuk donat (torus). Namun bentuk bumi donat ini tidak akan bertahan lebih dari 100 tahun, karena nantinya akan kembali menjadi bulat seperti yang kita kenal selama ini.

Pria bernama Veraug pada tahun 2012 menjelaskan bahwa lubang ini tidak kelihatan oleh mata kita karena tertutupi oleh cahaya melengkung yang mengikuti donat. Veraug memberikan analogi donat berselai terhadap gravitasi yakni gravitasi itu seperti halnya selai yang menempel di atas  donat.

Bumi Berbentuk Donat
Bumi Berbentuk Donat (KalderaNews/Ist)

Ketika ditanya mengenai proses terjadinya siang dan malam pada lubang donat, Veraug menjawab dengan perumpamaan eksperimen. Caranya yaitu dengan meletakkan obor horizontal di atas meja dan menyalakannya. Kemudian letakkan donat  di sisi  obor dengan lubang donat tegak lurus dengan obor. Sisi yang diterangi obor ialah siang hari. Kemudian ketika donat berputar setengah jalan (pada saat matahari mengelilingi bumi) berarti ia telah mengalami perputaran 12 jam.

Mendengar teori  bumi berbentuk donat ini, seorang Astrofisikawan Dr. Tabetha Boyajian mengatakan bahwa bumi donat tidak bisa memiliki siang dan malam sebagaimana bumi bulat yang kita yakini saat ini yang memiliki rotasi waktu 24 jam dalam 1 hari. Jika memang benar bumi berbentuk donat maka sinar matahari terhadap bumi akan lebih tidak merata dibandingkan saat ini, sehingga musim di dunia akan sangat bervariasi. Anginnya sangat kencang, cuaca sangat ekstrem yang akan menyebabkan kehidupan di bumi sangat sulit.

Sementara secara astronomi, bentuk bumi bulat seperti yang banyak diyakini oleh masyarakat atau teori yang paling masyhur sudah sangat sempurna. Letaknya sudah diatur sedemikian rupa sehingga sudah sangat pas jika dilihat dari berbagai sisi. Posisi ini sangat ideal terhadap suhu. Namun panasnya juga harus tersebar ke seluruh permukaan bumi demi keseimbangan kehidupan.

Karena itulah, sumbu bumi itu dimiringkan dari matahari, agar panasnya dapat terpapar dengan sempurna dan terhindar dari panas matahari yang berlebihan, terutama bagi daerah kutub dan khatulistiwa. Karena jika kemiringan ini tidak ada maka daerah bagian kutub akan terpapar sinar matahari dan es disana akan mencair yang akan berpotensi menyebabkan kebanjiran di dunia karena bongkahan-bongkan es dengan ketebalannya itu mencair oleh paparan sinar matahari yang berlebihan.

Profesor dari Oxford Anders Sandberg mempelajari lebih lanjut tentang bentuk bumi donat ini. Anders Sandberg mengatakan bahwa  akan ada banyak perbedaan yang terjadi, gravitasi akan lebih lemah pada bagian luar dan dalam garis ekuator, dan lebih kuat pada bagian dekat Kutub. Kemudian peluncuran roket lebih mudah di titik-titik tertentu, wilayah di sekitar lubang akan mengalami musim ganda (musim dingin dua kali setahun), awan berada tiga kali lebih tinggi dan anginnya akan lebih kencang.

Namun sampai saat ini teori bumi  donat ini masih dianggap sebagai lelucon dan wacana politik semata. Teori ini tidak dapat dikatakan ilmiah mulai dari dasar pencetusannya. Bahkan masih banyak pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan terhadap bentuk bumi donat ini.

Bagaimana pendapat Anda terhadap teori konspirasi kali ini ?

* Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Ilmu Falak/Astronomi Islam

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*