Rektor UAI: Sarjana Terapan Jawaban untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Sharing for Empowerment

“Jadi bukan hanya sekadar membawa ijazah tetapi ada keahlian dan kemampuan lainnya yang memang sesuai dengan kebutuhan industri.”

Mahasiswa merupakan netizen yang melek teknologi dan internet

“Istilahnya mereka itu kan netizen, melek internet dan teknologi, sudah paham medsos dan aplikasinya. Sudah familiar dengan internet of thing, cloud computing, big data dan yang berkaitan dengan aplikasi-aplikasi lainnya,” ujar Prof Asep.

Hanya saja, bagaimana mengoptimumkan semuanya dengan bekal soft skill dan hard skill menjadi blended learning di dalam program vokasi. Itu akan menjadi solusi yang tentunya diharapkan bangsa dan negara.

Dia melanjutkan, dalam lima tahun mendatang ada beberapa kompetensi yang menjadi ciri khas dan dibutuhkan dunia.

Masing-masing adalah complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with other, emotional intelligence, judgement and decision making, service orientation, negotiation dan congitive flexibility.

Makin jelas kata guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, yang dibutuhkan bukan hanya tetapi teori juga thinking. Juga kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan case based learning, ada problem ada solusi atau problem based learning. Kemudian kreatif, pro-active learning, bagaimana mencari solusinya dan itu menjadi bagian dari pendidikan vokasi.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*