SURABAYA, KalderaNews.com – Universitas Surabaya gencar melakukan edukasi tentang plagiarisme pada mahasiswa dan masyarakat umum. Baru-baru ini, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya menyelenggarakan webinar bertajuk “Publish & Flourish: Menghasilkan Publikasi Ilmiah Secara Berintegritas” pada Kamis, 3 Juni 2021.
Dosen Fakultas Psikologi Ubaya, Lina Natalya S.Psi., M.Si menegaskan plagiat, penjiplakan, dan pelanggaran hak cipta merupakan sesuatu hal yang sering kita dengar dan lazim diutarakan, tetapi banyak sekali yang menjadikan ketiga hal itu saling overlap sehingga terkadang disalahartikan.
Ia pun menegaskan plagiarism itu bukan selalu ketika pemikiran atau penemuan idenya, namun lebih pada tergantung dengan apa yang ditulis atau dituangkan nantinya.
BACA JUGA:
- Duh, Apakah Logo Hari Guru Nasional 2020 Hasil Plagiat?
- 5 Tip Parafrase Kalimat Jurnal, Anti Plagiasi dan Tanpa Mengubah Makna
- 2 Karya Dianulir, Inilah Pemenang Baru Sayembara Logo Hari Guru Nasional 2020
Sementara itu dosen lainnya, Dosen dan Wakil Dekan II Fakultas Psikologi Ubaya, Dr. Ide Bagus Siaputra S.Psi mengungkapkan bahwa pemahaman mengenai pelanggaran 3P (Penjiplakan, Pelanggaran hak cipta dan Plagiarisme) merupakan hal mutlak yang harus dipahami secara mendetail, sehingga dapat ditangani nantinya.
Ia menegaskan bahwa terdapat keyakinan mengenai plagiarisme dapat dianggap sebagai ‘penyakit’ berbahaya dan mudah menular. Jika tidak dicegah dan diobati, perilaku plagiarisme dapat berdampak buruk pada pelakunya, menjadi pemicu kebiasaan buruk hingga terdapat pula resiko jangka panjang yang tidak terduga.
Karena itu Ide Bagus juga memaparkan mengenai bentuk pencegahannya yaitu dengan memahami secara betul pengertian dan pentingnya hal ini. Ia juga menjelaskan langkah-langkah mudah membentuk antivirus untuk menghindari dugaan plagiarisme yaitu dengan menerapkan AKui, parafraSA, dan integRAsi. Ketiga hal itu diakronimkan menjadi AK.SA.RA. yang dapat diterapkan setiap saat membuat karya publikasi.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) juga menggelar webinar dengan tema “Psyeduin: Sail Your Own Path” pada Sabtu, 8 Mei 2021.
Webinar ini berupaya membantu mahasiswa untuk memiliki integritas akademik. Sedikitnya 631 mahasiswa dari berbagai fakultas dan angkatan di Ubaya turut berpartisipasi dalam webinar yang digelar secara daring melalui aplikasi Zoom.
Dosen Luar Biasa Fakultas Psikologi Ubaya, Lina Natalya, S.Psi., M.Si pada kesempatan ini menegaskan bahwa seseorang dapat dikatakan plagiat apabila melakukan sesuatu, namun tidak menyebutkan sumber awalnya. Sedangkan penjiplakan adalah ketika seseorang meniru suatu karya dengan ukuran, bentuk, warna, dan arah yang sama.
“Penjiplakan itu adalah bagian dari plagiat, karena tanpa sadar kita sering menyalin sesuatu dan lupa mencantumkan sumbernya,” tutur Lina seperti dikutip daari situs resmi Universitas Surabaya.
Dosen dan Wakil Dekan II Fakultas Psikologi Ubaya, Dr. Ide Bagus Siaputra, S.Psi lantas menganalogikan plagiarisme sebagai covid-19.
“Plagiarisme berbahaya sama seperti covid-19, karena kalau kita biarkan, maka akan mudah sekali kita tertular,” ujar Bagus.
Menurutnya, plagiarisme akan lebih mudah terjadi ketika kita tengah berada dalam kondisi yang terpaksa dan kesulitan. Oleh karena itu, Bagus mengajak para peserta untuk menjauhkan diri ketika melihat lingkungan sekitar melakukan hal-hal yang mengarah pada tindakan plagiarisme.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari dugaan plagiat, yaitu dengan AKSARA. AK adalah akui, SA adalah parafrasa, dan RA adalah integrasi atau rangkai.
“Ketika kita ingin menghasilkan suatu karya, kita harus mengakui sumbernya dan kalau bisa diparafrasa. Sedangkan kalau tidak bisa diparafrasa, maka kita bisa merangkai kata-katanya,” tandasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu


Leave a Reply