Tahukah Kamu Sejarah di Balik Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah? Begini Penjelasannya

Lambang Palang Merah Dunia. (Dok.ICRC)
Lambang Palang Merah Dunia. (Dok.ICRC)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kenapa lambang Palang Merah menyerupai salib? Kenapa ada juga lambang Bulan Sabit Merah? Sekarang kenapa muncul lagi lambang Kristal Merah?

Nah, apakah kamu tahu jawaban dari semua pertanyaan itu? Kalau mau tahu, simak penjelasan berikut ini!

BACA JUGA:

Sebelum abad ke-19, simbol-simbol yang digunakan untuk mengidentifikasi pelayanan kesehatan angkatan bersenjata, terutama di medan peperangan sangat bervariasi, tergantung negara asal. Simbol-simbol tersebut tentu tidak dikenal secara meluas serta tidak mendapatkan bentuk perlindungan hukum apapun.

Pada paruh kedua abad ke-19, perkembangan pesat teknologi persenjataan berakibat pada peningkatan angka kematian dan korban luka selama perang.

Pada 24 Juni 1859, Perang Unifikasi Italia berkecamuk.

Henry Dunant, seorang warga Swiss, kala itu sedang melakukan perjalanan melewati Kota Solferino. Di sana, ia melihat penderitaan lebih dari 45.000 tentara yang ditinggalkan, tewas atau terluka, di medan perang.

Sekembalinya di Jenewa, Swiss, Henry Dunant menulis sebuah buku yang mengusulkan perbaikan drastis dalam bantuan yang diberikan pada para korban perang.

Tahun 1862, “A Memory of Solferino”, buku karya Henry Dunant diterbitkan. Paling tidak ada dua hal yang diusulkan buku tersebut, yaitu pembentukan kelompok relawan di setiap negara untuk menangani korban perang dan membuat perjanjian untuk melindungi para relawan tersebut di medan peperangan.

Dua hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross/ICRC). Komite pun bergerak mewujudkan usulan-usulan Henry Dunant, salah satunya terkait lambang tunggal pembeda bagi relawan medis di medan pertempuran.

Pada tahun 1863, berlangsung Konferensi Internasional I di Jenewa, Swiss, yang dihadiri 16 negara. Negara-negara menyadari perlunya tanda yang sama untuk anggota kesatuan medis militer. Tanda itu harus berstatus netral dan dapat menjamin perlindungan terhadap mereka di medan perang.

Maka, sebagai bentuk penghormatan terhadap negara Swiss, Konferensi Internasional sepakat menggunakan lambang Palang Merah di atas dasar putih, sebagai tanda pengenal untuk kesatuan medis militer dari setiap negara.

Lambang itu diambil dari warna kebalikan bendera nasional Swiss, palang putih di atas dasar merah.

Pada tahun 1864, lambang Palang Merah sebagai tanda pengenal dan tanda pelindung bagi anggota kesatuan medis militer diadopsi dalam Konvensi Jenewa I tentang “Perlindungan bagi anggota militer yang terluka dan sakit di medan pertempuran darat.”

Tahun 1876, saat perang Balkan, Kerajaan Ottoman (Turki) mengajukan lambang lain untuk kesatuan medis tentara kerajaan, yakni berupa bulan sabit merah di atas dasar putih. Lambang ini pun disetujui komite internasional, dan masih digunakan hingga saat ini.

Pada 1929, Persia (Republik Iran) juga mengajukan lambang lain, yaitu Singa dan Matahari Merah. Tapi, Komite Internasional hanya mengakui 2 lambang yaitu, Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Sehingga usulan lambang Singa dan Matahari kini sudah tidak digunakan lagi.

Pada 2005 lalu, disahkan Protokol Tambahan tentang lambang Kristal Merah di atas dasar putih. Lambang ini memiliki status dan fungsi yang sama seperti lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Lambang Kristal Merah menjadi penutup bagi negara-negara untuk mengusulkan penggunaan lambang-lambang lain bagi kesatuan medis militer. Artinya, sudah tidak dimungkinkan lagi usulan lambang bagi kesatuan medis militer, selain tiga lambang tersebut.

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*