
JAKARTA, KalderaNews.com – Universitas Kristen Indonesia (UKI) akhirnya resmi mempunyai Program Studi Doktor Pendidikan Agama Kristen (DPAK) setelah hampir menunggu selama 66 tahun.
Peresmian tersebut bertepatan dengan Perayaan Dies Natalis Ke-3 Program Studi Doktor Pendidikan Agama Kristen (DPAK) bertempat di Aula Pascasarjana UKI – Jl.Diponegoro, Jakarta Pusat pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Kegiatan itu diisi pula dengan Orasi Ilmiah dari Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K Harjono, S.H., M.H., MBA dengan judul “Mengembangkan Potensi Entrepreneurship Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Semangat Kolaborasi Pada Era Disrupsi.
BACA JUGA:
Direktur Pascasarjana UKI Prof. Dr. dr. Bernadetha Nadeak M.Pd, PA mengatakan dalam sambutannya bahwa Program Studi Doktor Pendidikan Agama Kristen telah berdiri pada tanggal 12 Agustus 2019.
Kemudian tertuang dalam keputusan Direktur Jenderal Bimas Kristen 393 tahun 2019 tentang jenjang Strata 3 Program Studi Doktor Pendidikan Agama Kristen Universitas Kristen Indonesia.
“Hal ini adalah sebagai kado yang terindah bagi Universitas Kristen Indonesia yang penantian lama hampir 66 tahun akhirnya Universitas Kristen Indonesia dapat membuka Program Studi Doktor pertama yaitu dalam bidang pendidikan agama Kristen. Dan kemudian pada tahun 2020 UKI berhasil lagi membuka program kedua yaitu Doktor program studi Doktor Hukum sehingga saat ini UKI memiliki dua program studi Doktor,” ujar Bernadetha.
Diterangkan Bernadetha, Program Studi Pendidikan dalam pendidikan UKI adalah program studi pertama yang dimiliki oleh UKI. Dimana Program studi ini bersentuhan langsung dengan kebutuhan pekerjaan Tuhan di Indonesia.
Lanjut Bernadetha, saat perjalan sangat cepat dan canggih dan dinamis, menuntut suatu lembaga pendidikan untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Kemajuan teknologi yang harus diimbangi dengan kehidupan rohani yang lebih baik menjadi tantangan tersendiri.
Terkait dengan tema Dies Natalis ketiga, pada tahun ini UKI mengusung tajuk “Mengembangkan Potensi Entrepreneurship Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Semangat Kolaborasi pada Era Disruspi”.
Tema ini sejalan dengan apa yang dihadapi masa kini dan masa depan, dimana pada konteks keguruan, para guru ditantang tidak hanya memiliki kompetensi dalam pendidikan, tetapi miliki juga aspek pengembangan diri yaitu jiwa Enterpreneurship didalamnya. Dan hal itu tidak akan mampu dikerjakan secara personal namun dikerjakan secara kolaborasi yang formal.
*Jika artikel ini bermanfaat silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply