
JAKARTA, KalderaNews.com – Siswa MTsN 19 Pondok Labu jalani psikososial atau trauma healing untuk memulihkan trauma siswa, guru dan orangtua atas tragedi tembok roboh yang menewaskan tiga orang siswa.
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MTsN 19 Pondok Labu, Iin Aulia mengatakan bahwa pihak sekolah telah bekerja sama dengan banyak pihak untuk membantu menyelenggarakan psikososial di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta.
“Seminggu ini program utama kita adalah trauma healing atau psikososial yang kita ini melibatkan berbagai pihak antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terus ada juga dari BNPB, ada juga Ikatan Konselor Indonesia yang ada di Padang,” ujar Iin Aulia.
BACA JUGA:
- Menag Yaqut Buka Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Mandiri Berprestasi Bangkitkan Negeri
- Inilah Daftar Lengkap Pemenang Hadiah Nobel Ekonomi dari Masa ke Masa Hingga 2022
- Disdik Depok Berlakukan Jam Malam bagi Siswa SMP, Ada Apa Ya?
Sementara itu Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan bahwa evaluasi dan simulasi kebencanaan sekolah harus dilakukan.
“Di momentum ini, pendidikan kebencanaan seharusnya digalakkan di Indonesia. Yang kedua, semua sekolah harus punya SOP,” ungkap Retno.
Saat ini polisi tengah olah TKP untuk usut penyebab tembok sekolah tersebut roboh dengan teknologi Forensic Engineering. Teknologi tersebut bisa menganalisa kejadian tembok roboh bisa terjadi dengan memperhatikan beton, kolom praktis, balok praktis, dinding bata serta keterangan saksi di lokasi kejadian.
Perhatian pemerintah dan peran guru harus dimaksimalkan agar peristiwa serupa tak terulang kembali.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply