JAKARTA, KalderaNews.com – Memasuki musim kemarau, banyak anak-anak desa bermain layang-layang di sore hari. Mereka bermain layangan di lapangan desa atau di jalanan desa yang sepi dari lalu lintas kendaraan.
Musim kemarau memang sangat cocok untuk bermain layang-layang karena kondisi anginnya yang sangat mendukung.
Teralihkannya anak-anak dari bermain game online akan membuat para orang tua menjadi senang. Bukan hanya soal hemat kuota, namun game online memang mempunyai banyak dampak negatif bagi anak-anak.
BACA JUGA :
- Tips Agar Anak Bijak dalam Menggunakan Gadget
- Game vr Bhinneka Tunggal Ika Dibuat dan Dikenalkan di Amerika
- Hari Anak Nasional 2023 Anak di Persimpangan Permainan Tradisional dan Game Online
Saat senja, pemandangan langit tidak hanya dihiasi dengan warna jingga yang elok, namun juga dihiasi layang-layang berbagai bentuk, bergoyang-goyang sesuai arah angin.
Pada umumnya, bermain layangan hanya dimainkan anak laki-laki. Meskipun tidak ada aturan khusus yang mengaturnya.
Konstruksi masyarakat lah yang memetakan jenis kelamin permainan. Misalnya bermain mobil-mobilan untuk anak laki-laki dan bermain boneka untuk anak perempuan.
Padahal, bermain itu yang penting anak merasa aman dan nyaman. Jika anak perempuan bisa dan nyaman bermain layang-layang maka tidak ada salahnya untuk mencoba.
Pada musim bermain layangan seperti sekarang ini, anak-anak dapat teralihkan dari gadget dan game online.
Leave a Reply