
BANDUNG, KalderaNews.com – Mahasiswa STMIK AMIK Bandung mengembangkan sebuah teknologi penyiraman tanaman berbasis Internet of Thing (IoT).
Teknologi penyiraman tersebut bisa dikendalikan jarak jauh lewat gawai. Teknologi ini bisa diaplikasikan ke pertanian secara nyata.
Dengan adanya teknologi penyiraman tanaman berbasis IoT ini diharapkan mampu menekan potensi kerugian petani.
BACA JUGA:
- Pupuk Indonesia Menggelar Kompetisi Riset Pertanian Hadiahnya Miliaran
- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Ciptakan Aplikasi Belajar Agama Islam untuk Anak Down Syndrome
- Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) Ciptakan Media Pembelajaran untuk Siswa Tunanetra
Bisa tekan kerugian petani
Mahasiswa yang mengembangkan teknologi, Rizal mengatakan, apa yang dikerjakannya memang bukan yang pertama di Indonesia.
Meski demikian dia menjadikan teknologi itu semakin sempurna untuk dimanfaatkan.
“Saya menambahkan adanya pengukur kelembaban tanah dan suhu areal persawahan, sehingga penggunaan air lebih efisien,” kata Rizal.
Selain menjadikan penggunaan air lebih efisien, dipasangnya pengukur kelembaban tanah dan suhu areal persawahan menjadikan teknologi penyiraman tanaman ini mampu menekan potensi kerugian petani.
Pemberian air yang tepat secara waktu dan ukuran kebutuhannya menjadikan tanaman tidak mudah diserang hama atau mati sebelum tumbuh.
Teknologi itu, sudah diaplikasikan di kawasan pertanian cabe di Garut, Jawa Barat.
“(Tanaman) cabe itu sangat mudah mati di awal penanaman. Tapi dengan pemberian air yang tepat, baik jumlahnya maupun waktunya, terbukti yang di Garut tidak mudah mati,” ungkapnya.
Dosen Augmented Reality di prodi Teknologi Informasi STMIK AMIK Bandung Ali Surya Perdana Agus menambahkan, teknologi yang dikembangkan mahasiswanya bisa diaplikasikan secara lebih luas dengan dukungan demerintah.
Meski demikian masih diperlukan edukasi lebih dalam ke kalangan petani karena kondisi gagap teknologi yang ada di sebagian besar petani di Indonesia.
“Jika edukasinya berjalan baik dan petani bisa mengaplikasikan teknologi ini, kerja mereka lebih efisien seperti di Jepang. Penyiraman tanaman bisa dikontrol jarak jauh sehingga petani memiliki waktu lebih banyak aktivitas pertanian lainnya,” kata Ali.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply