Minoritos Tionghoa-Kristen Terjun ke Politik, Geraldi Ryan Wibinata: Banyak Terbentuk Karena Aktif OSIS Sewaktu SMA

Geraldi Ryan Wibinata
Geraldi Ryan Wibinata (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Menjadi Ketua OSIS di SMAK 6 PENABUR merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi Geraldi Ryan Wibinata yang kini terjun ke dunia politik. Meski tergolong minoritas sebagai keturunan Indonesia-Tionghoa dan beragama Kristen, ia dengan mantap memilih untuk terjun ke dunia politik, mengikuti jejak inspiratornya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Menjadi seorang politisi dapat menjadi berkat bagi masyarakat secara luas,” aku alumni Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI) yang semasa menyukai pelajaran Kewarganegaraan (PPKN).

Aktif sebagai Ketua OSIS dan berbagai komite sekolah, kemampuan Geraldi terus berkembang. Pengalaman berharga lainnya adalah saat dia mengikuti kelas yang diadakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tema “Politik Cerdas Berintegritas” pada saat dia kelas XII. Peserta lainnya adalah ketua OSIS dari berbagai sekolah.

BACA JUGA:

Berpengalaman di OSIS, ia pun mengingat saat mengorganisir kegiatan sosial seperti pasar pakaian bekas yang menarik banyak orang.

Selain itu, kegiatan seru seperti Masa Orientasi Sekolah (MOS) untuk siswa baru dengan berbagai permainan dan perkemahan juga menjadi kenangan yang berkesan.

Menurutnya, OSIS adalah wadah bagi siswa untuk memaksimalkan waktu di sekolah. Jadi, sebagai pemimpin OSIS harus terbuka dan dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa. Oleh karena itu, siswa di luar OSIS juga harus proaktif. Misalnya, jika mereka ingin mengadakan kompetisi catur, mereka dapat mengusulkannya kepada pemimpin OSIS, dan membantu mengorganisasikannya di bawah pengawasan kepala sekolah dan guru.

Selain menjadi Ketua OSIS, Geraldi juga aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Paskibraka, dan Paduan Suara. Ia bergabung dalam Cantible Choir, paduan suara SMAK 6 PENABUR yang membawanya mengikuti BEST Student Choir Festival (BSCF) dan PENABUR International Choir Festival (PICF), kompetisi paduan suara yang diadakan setiap dua tahun oleh BPK PENABUR Jakarta.

Sebagai seorang siswa dengan banyak kegiatan di luar kelas, Geraldi harus mengatur waktu belajar dengan efektif.

Pembagiannya sederhana. Kuncinya bagi siswa yang terlibat dalam organisasi adalah jangan memikirkan pekerjaan organisasi saat di kelas atau sebaliknya, karena itu akan mengganggu waktu belajar. Jadi, saat di kelas, fokus pada belajar, dan setelah itu pikirkan tugas organisasi. Disiplin dalam manajemen waktu adalah kunci utamanya.

Menurut Geraldi, yang paling penting dari nilai akademis yang baik adalah prosesnya. Misalnya, ketika belajar Fisika, untuk mencapai nilai yang memuaskan, seseorang harus melalui berbagai perjuangan, seperti bertanya kepada guru, membangun hubungan dengan teman untuk mendapatkan bantuan, dan mengikuti pelajaran tambahan.

“Jadi, saat kuliah, sikap ini yang saya bawa, bahkan ketika saya terlibat dalam politik. Saya harus mempersiapkan diri dengan baik dan hadir tepat waktu saat menghadiri rapat,” ucap Geraldi.

Setelah lulus dengan gelar Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI, Geraldi kini aktif bekerja sebagai Assistant Executive sekaligus Badan Pemenangan Pemilu di parti politik.

“Politik adalah panggilan bagi saya. Mungkin bagi sebagian pemuda, politik terasa berat, penuh dengan pembicaraan tentang politisi, undang-undang, kebijakan, dan isu-isu nasional. Namun, saya ingin menyampaikan bahwa politik tidak hanya tentang itu; politik dapat memengaruhi semua orang dalam berbagai aspek,” ungkap Geraldi.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*