Akademisi Dapat Tekanan karena Kritik Pemerintah, Ini Pengakuan Rektor Unika Soegijapranata, UAJY, dan Unimus

Universitas Atma Jaya Yogyakarta (KalderaNews/Dok. UAJY)
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (KalderaNews/Dok. UAJY)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com –Berkaitan dengan ramainya gelombang kritik untuk Joko Widodo (Jokowi) dari kampus-kampus di Indonesia, ada indikasi intervensi kepada para rektor.

Tekanan kepada para akademisi ini muncul agar para rektor menyatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo baik dan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan sukses dan damai.

Sejalan dengan itu, rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) memberikan pengakuan.

BACA JUGA:

Pengakuan Rektor UNIKA Soegijapranata

Unika Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto mengaku punya alasan tersendiri ketika menolak saat diminta membuat video apresiasi terhadap Presiden Jokowi.

“Nomor satu, jelas berawal dari MK, lalu Majelis Kehormatan MK soal pelanggaran ada di situ. Kemudian apa yang terjadi dengan statement Pak Presiden yang menyatakan ‘Boleh kok memihak, boleh kok berkampanye’. Oke dari UU dan sebagainya, tapi bagi kami etika itu di atas segalanya,” ujar Ferdinandus.

Ferdinandus kemudian melanjutkan, “Etika itu di atas hukum, hukum itu dibuat atas dasar etika. Kan, November (Jokowi) meminta semua ASN, TNI/Polri harus netral begitu.Jadi banyak hal yang kami nilai tidak pas, tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dan konstitusi dan ini kami sampaikan sebagai bentuk cinta kami,” kata Ferdinandus.

Ferdinandus menyatakan dirinya sebagai pemimpin universitas bersikap netral, tidak mengarahkan mahasiswa atau dosen. “Perlu digarisbawahi bahwa kami non-partisan,” katanya.

Pengakuan Rektor UAJY

Selain Unika Soegijapranata, rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Gregorius Sri Nurhartanto ternyata juga mengaku mendapatkan permintaan yang sama.

Ia mendapat pesan melalui aplikasi Whatsapp untuk membuat testimoni tentang kinerja Presiden RI Jokowi.

“Saya belum lama ini baru saja mendapat SMS atau pesan Whatsapp yang meminta saya untuk membuat testimoni tentang kinerja Pak Joko Widodo,” kata Gregorius.

Menurut Gregorius, pihak pengirim pesan tersebut mengaku dari salah satu stasiun televisi swasta. Namun ia tidak mempercayai pengakuan tersebut.

Gregorius pun memutuskan untuk tidak merespon pesan tersebut karena merasa ada yang aneh dengan permintaan itu.

“Maka saya tidak akan merespons hal ini, terus terang.Ini saya terima belum lama, dan tentu saja bagi saya ini hal yang aneh. Mosok sih perguruan tinggi sampai diminta untuk membuat testimoni tentang kinerja pemerintahan sekarang ini.”aku rektor UAJY tersebut.

Pengakuan Rektor Unimus

Selain Unika Soegijapranata dan UAJY, Rektor Unimus Masrukhi mengaku JUGA diminta pihak kepolisian membuat video testimoni bernarasi positif dengan tujuan pemilu 2024 berlangsung damai.

Masrukhi mengatakan ia mulanya dihubungi oleh pihak Polrestabes Semarang pada Sabtu (3/2) yang memintanya membuat video tentang pemilu damai.

Namun Masrukhi mengakui bahwa permintaan Polrestabes Semarang itu tidak ada indikasi untuk melakukan intervensi.

Masrukhi menyampaikan bahwa ia hanya diminya untuk melakukan edukasi ke masyarakat agar pemilu bisa berjalan dengan tenang, damai dan sukses.

Jika pun ia harus berbicara untuk memuji pemerintah Jokowi, maka dengan dengan tegas ia menolak karena menurutnya tidak relevan.

“Ya hanya meminta ikut memberikan edukasi ke masyarakat agar mendukung pelaksanaan pemilu berjalan tenang, damai, dan sukses. Tidak ada, tidak ada saya harus bicara tentang Jokowi. Kalau ada saya enggak mau itu kan tidak relevan ya,” tegasnya.

Sementara itu gelombang kritik dari kampus-kampus kepada pemerintahan Jokowi pun masih terus mengalir hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*