SEMARANG, KalderaNews.com – Sejumlah anggota TNI mendatangi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang sedang melakukan diskusi.
Diketahui bahwa mahasiswa sedang diskusi dengan tema ‘Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik’.
Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KMSW). Diskusi itu digelar di Kampus 3 Universitas Islam Negeri atau UIN Walisongo Kota Semarang pada beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
- Terkait TNI Masuk Kampus, Ketua YLBHI: Militerisme dan Akademik Ibarat Air dan Minyak
- Kemendikti Saintek: Kerja Sama Kampus dan Militer Jadi Potensi Besar di Bidang Riset
- Militer Masuk Kampus? BEM Universitas Udayana Tolak Kerja Sama Kampus dengan TNI AD
Kronologi TNI masuk kampus
Kronologi kejadian itu bermula ketika diskusi dimulai sekitar pukul 16.10. Selang sekitar 5 sampai 10 menit diskusi dimulai, oknum intelijen memasuki forum diskusi.
“Kami sangat curiga, memang dari wajahnya secara umur itu jauh di atas. Beberapa kawan mendesak beliau memperkenalkan dirinya, tapi tidak mau. Hanya memperkenalkan dengan nama ‘Ukem’,” kata Abdul perwakilan dari KMSW.
Sekitar 5 menit setelah itu, pria tersebut pergi. Tak berselang lama, petugas keamanan kampus datang dan mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui seseorang.
“Kami kemudian ikut satpam, di situ ternyata ada TNI masuk di belakang kami pas. Sebenarnya kami tidak tahu karena tertutup pohon beringin,” jelasnya.
Saat itu, beberapa perwakilan mahasiswa yang mengikuti satpam diminta anggota TNI itu untuk menyebutkan identitasnya, siapa saja peserta diskusi, dan tema diskusi yang digelar. Para perwakilan mahasiswa itu pun langsung waspada.
“Ada dua orang berboncengan motor, satu pakai seragam TNI, satunya pakai baju hitam,” kata Abdul.
Namun, ada yang membuat mahasiswa terkejut dan khawati, yakni pihak TNI menyebarkan tuduhan bahwa beberapa peserta diskusi dalam keadaan mabuk. Menurutnya, hal ini sudah membuktikan bahwa ruang diskusi pun kini terancam.
“Kami dapat kabar dari kawan LPM baru-baru ini, mereka menuduh kami sedang dalam keadaan mabuk, padahal kami habis keluar dari kelas,” kata Abdul.
Amnesty Internasional Indonesia kecam kejadian tersebut
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid mengecam kehadiran anggota TNI dalam acara diskusi di UIN Semarang.
Menurut Usman, kehadiran prajurit TNI dalam agenda diskusi mahasiswa tersebut merupakan bentuk intervensi.
“Sangat jelas tindakan tersebut merupakan intimidasi dan bukan merupakan bagian dari tupoksi anggota TNI,” kata Usman dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip Tempo pada Rabu, 16 April 2025.
Usman menilai bahwa kampus semestinya menjadi ruang yang netral. Menurut dia, diskusi akademik di kampus merupakan hak mahasiswa untuk berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat.
“Kampus harus menjadi ruang aman untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan membangun kesadaran masyarakat,” ucap Usman
Menurut Usman, kampus bukanlah wilayah operasi militer yang mengharuskan kehadiran anggota TNI untuk melakukan penjagaan. Oleh karena itu, kedatangan aparat berseragam dinilai terlalu berlebihan.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply