
JAKARTA, KalderaNews.com – Panitia SNPMB 2025 umumkan beragam modus kecurangan dalam UTBK SNBT. Masalah lama yang tidak kunjung diselesaikan!
Upaya kecurangan itu dilakukan beberapa pihak, baik peserta, oknum orang dalam, sampai melibatkan bimbingan belajar.
Dari upaya kecurangan yang biasa-biasa saja, sampai yang memanfaatkan kecanggihan teknologi kekinian.
BACA JUGA:
- Peserta UTBK 2025 yang Lakukan Kecurangan Mayoritas Pilih Fakultas Kedokteran
- Waduh! Bimbel di Yogyakarta Terseret Kecurangan UTBK SNBT 2025, Begini Modusnya!
- Duh-duh! Ada Jaringan Terorganisir dalam Kecurangan UTBK SNBT 2025?
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB 2025, Eduart Wolok mengatakan bahwa pihaknya menemukan kecurangan di 13 pusat UTBK SNBT 2025.
“Semua kecurangan ini adalah dugaan. Kami sudah serahkan ke pihak aparat dalam hal ini polisi. Apakah tindak lanjutnya? Keputusan berikutnya, kami serahkan kepada mereka,” ujarnya.
Lagu kecurangan lama yang diputar lagi
Fenomena kecurangan dalam UTBK, termasuk yang diduga melibatkan bimbel menjadi penanda bahwa akar persoalan pendidikan belum disentuh sama sekali.
Keterlibatan lembaga bimbel dalam kecurangan macam ini bukanlah perkara yang pertama kali terjadi.
Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN, Trina Fizzanty menyatakan, penataan ulang orientasi pendidikan penting untuk dilakukan.
Upaya ini untuk membarui iklim pendidikan yang lebih menekankan kejujuran serta integritas di tengah banyak temuan kasus kecurangan dalam seleksi masuk PTN 2025 ini,
“Kita perlu menata ulang orientasi pendidikan. Tidak hanya mengejar hasil, tapi juga memuliakan proses,” tutur Trina.
Beraneka ragam bentuk kecurangan dalam UTBK tahun ini menjadi hal yang memprihatinkan serta mencerminkan persoalan moral, karakter, dan integritas dalam dunia pendidikan.
“Saat orientasi pendidikan terlalu menekankan capaian akademik dan persaingan, maka nilai kejujuran serta integritas biasanya terpinggirkan. Hal ini tentu bukan semata-mata kesalahan peserta didik,” paparnya,
Kata Trina, untuk menciptakan iklim pendidikan yang menjunjung tinggi kejujuran, perlu dibangun budaya belajar yang sehat sejak dini.
Nah, di sini jelas, peran guru dan orangtua mesti menjadi teladan dalam integritas, serta menerapkan konsekuensi yang jelas dan adil terhadap ketidakjujuran.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply