SURABAYA, KalderaNews.com – Gedung Negara Grahadi, salah satu ikon dan bangunan cagar budaya terpenting di Kota Surabaya, mengalami kerusakan parah setelah dibakar massa pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kekerasan dalam aksi unjuk rasa, di mana api melalap bagian Press Room dan ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur.
Api tampak berkobar hebat di sisi barat Grahadi, melalap bangunan yang bersebelahan dengan sebuah sekolah swasta. Kobaran api juga terlihat membakar pepohonan di depan bangunan yang terbakar, menciptakan pemandangan yang mencekam.
BACA JUGA:
- Ternyata, Masih Ada Massa Pendemo yang Bertahan di Depan Mako Brimob Kwitang pada Sabtu Ini
- Penjarahan Cederai Demo 29 Agustus 2025, Aksi Anarkis Tenggelamkan Suara Rakyat
- Inilah Identitas Lengkap Korban Tewas di Gedung DPRD Makassar yang Dibakar Massa Pendemo
Menurut laporan, insiden pembakaran ini terjadi sekitar pukul 21.58 WIB. Massa yang berunjuk rasa di depan Gedung Grahadi menuntut pembebasan rekan-rekan mereka yang ditangkap oleh pihak kepolisian.
Massa juga berusaha menjebol pagar Grahadi, menunjukkan tingkat eskalasi aksi yang tidak terkendali.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah mengonfirmasi bahwa ia telah menghubungi Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, untuk berkoordinasi terkait pembebasan massa aksi.
“Tadi saya telepon Pak Kapolda, karena tadi siang ada dua yang dibebaskan. Malam ini koordinasi dengan Polrestabes,” ujar Khofifah.
Gedung Grahadi: Rumah Indah yang Penuh Sejarah
Gedung yang kini menjadi rumah dinas Gubernur Jawa Timur ini memiliki sejarah panjang yang menjadikannya saksi bisu perkembangan Kota Surabaya. Nama Grahadi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “rumah indah”.
Dibangun pada tahun 1795, Grahadi awalnya digunakan sebagai tempat tinggal penguasa Jawa bagian timur. Sempat beberapa kali berganti fungsi—dari istana, pengadilan tinggi, hingga tempat pesta dansa—Gedung Grahadi kini berfungsi sebagai rumah dinas Gubernur. Ia juga menjadi tempat peristirahatan para Presiden RI saat berkunjung ke Surabaya.
Beberapa fakta unik tentang Grahadi:
- Dibangun dengan Konsep Tuinhuis: Awalnya, Grahadi didesain dengan konsep Tuinhuis, yaitu rumah indah yang dikelilingi taman bunga.
- Pernah Berubah Arah: Pintu utama Grahadi awalnya menghadap ke utara, ke arah Kalimas, namun kemudian dipindahkan ke selatan menghadap Jalan Gubernur Suryo pada tahun 1802.
- Bernilai Historis: Grahadi adalah tempat penting dalam sejarah kenegaraan, pernah menjadi lokasi perundingan Presiden Soekarno dengan Jenderal Hawthorn pada tahun 1945.
Peristiwa pembakaran ini bukan hanya merusak bangunan fisik, tetapi juga mencederai nilai historis dan budaya yang terkandung di dalamnya.
Hingga berita ini ditulis, massa masih bertahan di depan Gedung Grahadi, sementara kerusakan yang ditimbulkan menjadi pengingat tragis akan pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply