Mendikdasmen: Generasi Muda Harus Berani Melintas Batas

Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mu’ti. (dok.kemendikdasmen)
Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mu’ti. (dok.kemendikdasmen)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berkolaborasi dengan Institut Leimena menyelenggarakan Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy/ICCCRL) pada Selasa (11/11).

Konferensi ini diselenggarakan untuk menegaskan peran krusial pendidikan dalam memperkuat rasa saling percaya (social trust) di tengah masyarakat yang majemuk.

Mengusung tema “Education and Social Trust in Multifaith and Multicultural Societies”, acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari 20 negara (termasuk ASEAN, AS, Inggris, dan Jepang), terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, pemuka agama, hingga para guru alumni program LKLB di Indonesia.

BACA JUGA:

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, membuka konferensi dengan optimisme bahwa kerukunan antaragama dapat terwujud jika masyarakat memiliki komitmen untuk membuka hati dan pikiran serta saling bekerja sama.

Menurut Mendikdasmen, kunci untuk meningkatkan kepercayaan sosial adalah dengan membekali generasi muda agar mereka memiliki kepercayaan diri untuk melintas batas interaksi sosial dan budaya.

“Ini pesan penting agar kita memberikan perhatian kepada generasi muda sebagai insan-insan yang akan memimpin dunia di masa yang akan datang,” ucap Mendikdasmen.

Strategi Kemendikdasmen Membentuk Karakter Terbuka

Untuk mencapai visi tersebut, Kemendikdasmen telah memprioritaskan tiga langkah strategis dalam membentuk karakter generasi muda yang terbuka dan siap bekerja sama:

Penerapan pembelajaran mendalam (Deep Learning) yang diilaksanakan di ruang kelas untuk mendorong pemahaman yang lebih substantif.

Program 7 kebiasaan anak Indonesia hebat yang mendorong aktivitas sosial, olahraga, dan bermasyarakat.

Penguatan program konseling di sekolah dan keluarga yang bertujuan menumbuhkan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak.

Model Indonesia Diakui Global

Executive Director Institut Leimena, Matius Ho, menekankan bahwa kemampuan berkolaborasi dengan yang berbeda keyakinan sangat memengaruhi rasa saling percaya, sejalan dengan rekomendasi UNESCO 2021 yang menyerukan pedagogi untuk memperkuat kerja sama dan solidaritas.

Bahkan, model literasi keagamaan lintas budaya yang dikembangkan di Indonesia ini telah mendapat pengakuan global.

Christopher Stewart, Chief Grants Officer Templeton Religion Trust, menyoroti bahwa pendekatan ini telah menginspirasi negara-negara ASEAN dan memiliki potensi besar untuk mengurangi ketegangan, menyelesaikan konflik, serta mencegah ekstremisme.

Brett Scharffs, Director International Center for Law and Religion Studies, Brigham Young University Law School, menyebut LKLB telah berkembang melampaui sekadar pelatihan guru dan diakui sebagai model keterlibatan yang mendalam yang menghasilkan kerja sama bermakna antar komunitas yang beragam.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*