MAKASSAR, KalderaNews.com – Baru-baru ini langit Kota Makassar dihebohkan dengan penampakan awan berbentuk gelombang tsunami. Awan berbentuk gelombang tsunami itu diabadikan sejumlah warga dan diunggah ke media sosial.
Penampakan itu memang menyeramkan. Akibatnya, 5 pesawat udara yang hendak mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan harus menunggu cuaca membaik dengan berputar-putar di ruang udara Makassar hingga 20 menit.
Pengamat dari BMKG Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami, menyebut peristiwa munculnya awan gelombang tsunami itu dikenal sebagal cell awan kumulonimbus yang cukup besar.
BACA JUGA:
- Analisis Geologi: Penunjaman Lempeng Jadi Penyebab Gempa Banten
- Sesar Opak Bergerak Aktif, Kerap Jadi Penyebab Gempa di Yogya
- Waspada Banjir dan Gelombang Tinggi, Cuaca Ekstrem 17-22 Januari 2022
Awan kumulonimbus disertai hujan deras, petir, dan angin kencang. BMKG menyebut awan kumulonimbus ini sangat berbahaya untuk lalu lintas penerbangan.
Cell awan kumulonimbus yang cukup besar biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir dan angin kencang. Periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya bisa 1-2 jam.
Lantas apa itu sebenarnya cell awan kumulonimbus atau cumulonimbus?
Leave a Reply