
PARIS, KalderaNews.com – Saat bertemu dengan mahasiswa penerima beasiswa 5000 doktor Kemenag di Perancis dan Belanda, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berdiskusi dan memberikan sejumlah wejangan.
Di Belanda ia berdiskusi tentang relasi agama dan negara. Menurutnya, ada beberapa cara pandang dalam melihat negara dan agama. Pertama, agama dan negara menyatu, itulah yang kemudian disebut negara agama. “Agama itu ya negara itu sendiri, contoh Vatikan,” tuturnya.
Kedua, yang memisahkan secara tegas, dan negara tidak ikut campur. Ketiga, tidak ikut keduanya.
BACA JUGA:
- Hasil PPDB Madrasah (MAN) DKI Jakarta Diumumkan, Cek di Sini!
- 1.018 Siswa SDK PENABUR Jakarta Kembali Asah Kepekaan di Yogyakarta
- Wow, 3 Perguruan Tinggi di Indonesia ini Peringkatnya Melompat Tinggi di Level Dunia
- Penerimaan Siswa Baru SMP DKI Jakarta, Berikut Jadwal Pendaftaran Jalur Zonasi
- Simak Ketentuan dan Jadwal Jalur Zonasi PPDB SMA 2019 DKI Jakarta
- Simak Pendaftaran PPDB Online 2019 untuk SMA/SMK Jawa Barat, Sampai 22 Juni 2019
“Kita bangsa Indonesia menempatkan agama sebagai nila-nilai yang dapat memberikan inspirasi. Sehingga sebelum kita lahir, nilai-nilai religiousitas itu sudah ada. Kita sebagai bangsa sangat lekat dengan nilai-nilai agama. Sehingga pemerintah memfasilitasi membantu ajaran agama setiap warga negaranya,” tandasnya.
Saat berada di Belanda, ia juga didaulat menyampaikan keynote speech tentang Pengarusutamaan Moderasi Beragama: Pengalaman Indonesia. Pidato kunci itu disampaikan dalam Konferensi Internasional yang digelar oleh Pengurus Cabang Istimewa NU Belanda bekerjasama dengan Radboud University di Nijmegen, Belanda.
Sementara itu saat di Perancis, Menag berpesan agar para mahasiswa penerima beasiswa 5000 doktor Kemenag menjaga nama baik bangsa dan terus menebarkan Islam yang merahmati seluruh alam.
“Anda adalah duta dan ambasador bagi Islam wasathiyah di luar negeri,” pesan Menag seperti dikutip dari situs resmi Kemenag.
Pada kesempatan tersebut, Menag juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa untuk dapat menyelesaikan studinya dengan baik dan membangun negeri.
Diketahui, mahasiswa yang hadir dalam dialog bersama Menag tersebut rata-rata sedang menjalankan tahun akhir dalam studinya. Dengan kajian yang cukup variatif, para mahasiswa ini diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2019.
Bahkan, salah satu dosen UIN Jambi Ayub, yang sedang mengambil studi S3 baru saja dinyatakan lulus usai mempresentasikan disertasinya.
Program Beasiswa 5000 Doktor Kemenag sendiri dilaunching pada akhir Desember 2014 oleh Presiden Joko Widodo. Ada banyak alumni dari universitas luar negeri terkait program ini, salah satunya adalah Perancis sebagai salah satu negara yang banyak diminati. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply