Tiga Mahasiswa Unair Temukan Alat Pendeteksi Tsunami Berbasis IoT

Mahasiswa Unair Penemu Alat Pendeteksi Tsunami
Tiga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair , Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta (Fisika 2017), Muhamad Rizaldi Bin Nuryasin (Fisika 2017), dan Virgilius Rivan Seran (Fisika 2015) (KalderaNews/Dok. UNAIR)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Tiga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta (Fisika 2017), Muhamad Rizaldi Bin Nuryasin (Fisika 2017), dan Virgilius Rivan Seran (Fisika 2015) menggagas inovasi teknologi deteksi tsunami dini berbasis sensor ultrasonik yang mampu mendeteksi perubahan permukaan gelombang air laut.

Di bawah bimbingan Dr. Ir. Soegianto Soelistiono, M.Si., staf pengajar FST UNAIR, kreativitas mahasiswa itu dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) untuk tahun 2019 dengan judul “SAVETOR (Tsunami Wave Detector): Detektor Tsunami Berbasis Perubahan Gelombang Air Laut”.

Mereka pun gembira karena proposal tersebut lolos seleksi Dikti. Karena itu, tim mereka mendapatkan dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2019.

BACA JUGA:

Prinsip kerja Savetor itu adalah dengan mendeteksi gelombang air laut menggunakan sensor ultrasonik yang dihubungkan dengan mikrokontoller arduino. Nantinya, alat dipasangkan di pesisir.

Gelombang laut surut pada umumnya membutuhkan waktu normal 7 jam untuk kedalaman 2 meter. Jika dalam keadaan tersebut, waktu surutnya hanya kurang dari 15 menit berarti merupakan tanda awal tsunami. Saat itu sensor ultrasonik pada alat akan memberikan peringatan tsunami berupa sinyal tanda peringatan tsunami kepada penduduk.

”Kami berusaha memanfaatkan salah satu ciri tsunami, yaitu perubahan gelombang air laut untuk dipakai sebagai alat peringatan dini tsunami,” kata Muh. Fajar, ketua tim seperti dikutip dari website resmi Unair.

Teknologi tersebut dirasa sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia. Mengingat, pengaplikasiannya sangat mudah, juga perawatannya. Di sisi harga, inovasi itu tergolong murah dan biaya operasional yang kecil.

Alat tersebut diharapkan dapat memberikan sistem peringatan dini tsunami yang akurat. Terutama dapat meminimalkan korban jiwa akibat tsunami.

”Pada saat ini, inovasi ini sangat cocok untuk diterapkan. Mengingat upaya pemerintah dalam menindaklanjuti upaya pemerintah dalam mitigasi bencana dan meminimalisir korban jiwa yang timbul akibat bencana tsunami. Selain itu, jika dibandingkan dengan teknologi yang lain,” kata Muh. Fajar.

”Semoga alat inovasinya ini bisa diterapkan untuk kepentingan di masyarakat,” tandasnya. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*