Mengapa Manusia Menulis?

Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta.
Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

Oleh: Eben E. Siadari *

JAKARTA, KalderaNews.com – Apa yang pertama kali mendorong manusia menciptakan tulisan dan menulis? Siapa orang-orang pertama yang memulai tradisi ini?

Agak panjang kisahnya. Menyangkut periode ribuan tahun.

Menurut penelitian ahli-ahli purbakala, sampai sekitar 5.500 tahun lalu manusia belum mengenal tulisan. Sejak 35.000 tahun Sebelum Masehi (SM) manusia memang sudah mengenal bahasa. Dengan bahasa mereka saling tegur, bercakap-cakap dan mengutarakan mimpi-mimpi mereka. Tetapi menulis samasekali belum menjadi tradisi.

Dapat dibayangkan betapa terbatasnya cara bertukar pikiran. Diperlukan daya ingat yang luar biasa apabila ingin berkisah secara panjang lebar. Belum lagi kemungkinan distorsi pesan akibat keterbatasan memori. Juga oleh perbedaan kemampuan mendengar dan menalar.

Menurut temuan para peneliti purbakala, tulisan sebagai manifestasi dari bahasa lisan baru muncul di Sumer, Mesopotamia Selatan (sekarang bagian Selatan dari Bahgdad, Irak), sekitar 3.500 tahun SM. Corak tulisan awal ini berupa ‘ukiran’ di tanah liat basah memakai alat yang tajam. (Selain di Sumer, tradisi menulis di belahan bumi lain seperti di China dan di Peru, juga ditemukan pada waktu yang lebih belakangan. Tetapi masing-masing tradisi ini berjalan secara independen, tidak ada kaitan langsung).




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*