Stereotip Rasial di Tengah Wabah Covid 19

Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta.
Eben E. Siadari adalah alumni Advanced Course for Practical Journalism, Thomson Foundation, Cardiff Wales, bekerja sebagai penulis dan trainer kepenulisan, buku karyanya antara lain Esensi Praktik Menulis (2019), tinggal di Jakarta (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

Oleh: Eben E. Siadari *

JAKARTA, KalderaNews.com – Menurut Sejarawan Thailand, Wasana Wongsurawat, stereotip negatif terhadap masyarakat China di kalangan Barat banyak didasarkan pada potret kehidupan masa lalu di awal abad 19 yang sudah lama ditinggalkan. Ketika itu migran dari negara Tirai Bambu berbondong-bondong datang ke Inggris dan Australia dan bermukim membentuk Chinatown.

Mereka tinggal dalam rumah-rumah yang sempit dengan sanitasi yang buruk. Dan ini menjadi lahan yang subur bagi epidemi di komunitas mereka. Di sisi lain, mereka rela dibayar murah karena tidak ada pilihan. Ini melahirkan berbagai stereotip negatif tentang warga berlatar belakang budaya China, termasuk bahwa mereka pemakan segalanya karena didorong keterbatasan ekonomi. (Wawancara Wongsosurawat dengan Bangkok Post, 20 Februari 2020)

Stereotipe negatif seperti ini sering –bahkan tidak terpisah dari — melahirkan prasangka dan diskriminasi. Hal ini yang kini banyak dikeluhkan di masa pandemi Covid 19 terutama di Amerika Serikat dan berbagai belahan dunia lainnya.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*