Terpaksa Pulang ke Negaranya karena Pandemi Corona, Guru Ini Mengajar Murid-muridnya di Indonesia dari Rumahnya di Amerika Serikat

Christina Brown tatkala masih di Indonesia (Zach Shrivers/wtap)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Christina Brown mengajar murid-murid sekolah internasional Mountain View, Salatiga, dari rumahnya di Marietta. Ohio, setelah ia harus pulang ke negara asalnya karena pandemi Corona.

Dalam tugas akademisnya itu, guru Bahasa Inggris ini lebih banyak memberikan bimbingan dalam kelompok kecil, atau satu per satu, melalui aplikasi Zoom.

“Tergantung apa yang mereka butuhkan. Terkadang murid-murid saya punya banyak pertanyaan. Jadi, saya harus siap, duduk di sebelah ponsel atau laptop saya, mengetik komentar, memberikan bantuan, menanggapi email, hal-hal seperti itu, ”kata Brown, kepada wtap.com.

Karena posisi tempat tinggalnya yang berbeda benua dengan para siswanya, jam kerja Brown agak lain dari yang lain. Dia sering harus membimbing murid-muridnya pada tengah malam waktu Ohio, karena itu berarti pagi hari di Indonesia.

“Sebagian besar saya bekerja di malam hari karena itu akan menjadi pagi mereka,” kata Brown.

Jejak karier Christina Brown sebagai guru dimulai di Indonesia. Setelah mendapatkan gelar sarjana dalam studi antarbudaya dari Crown College, di AS, Brown pindah ke Indonesia untuk mengajar bahasa Inggris di salah satu sekolah Kristen swasta bersama seorang teman almamaternya.
Dia mengajar di sana selama lima tahun.

Selanjutnya ia berangkat ke Skotlandia dan University of Glasgow untuk mendapatkan gelar magister dalam studi pendidikan. Setelah memperoleh gelar, Brown kembali ke Indonesia untuk bekerja di sekolah Mountain View, tempat ia bekerja selama beberapa tahun terakhir.

“Saya merasa seakan-akan Tuhan ingin saya kembali dan mengajar di sekolah yang berbeda. Jadi saya berlabuh di sekolah Mountain View, ”kata Brown.

Dia mengajar bahasa Inggris kepada siswa tingkat lanjut, sehingga bahasa utama saat mengajar adalah bahasa Inggris saat mengajar. meskipun dia dapat berbahasa Indonesia secukupnya.

Brown mengatakan bepergian di Indonesia cukup murah sehingga dia sudah mengunjungi berbagai tempat di Nusantara ini.

“Saya sangat mencintai Indonesia sebagai negara. Untuk satu hal itu sangat indah,” kata Brown. “Saya suka di Indonesia. Mereka benar-benar berpusat pada komunitas dan keluarga. Mereka menempatkan nilai yang sangat tinggi pada hal-hal itu dan saya pikir ada banyak yang harus dipelajari sebagai orang Barat dari hal itu dan tentang memiliki nilai-nilai semacam itu. “

BACA JUGA:

Dia melihat nilai-nilai serupa tercermin di sekolahnya. “Semua orang sangat dekat. Guru diperbolehkan dan bisa dekat dengan siswa dan benar-benar membantu mereka dengan masalah yang mereka hadapi dalam hidup,” kata Brown.

Ketika dia di Indonesia, Brown tinggal di asrama di Mountain View bersama siswa dan rekan-rekan gurunya.

“Ada beberapa siswa yang saya dapat temui secara harfiah setiap hari, bahkan pada hari Minggu,” kata Brown. “Sekolah itu benar-benar menjadi rumah saya di sana.”

Sekarang ketika dipisahkan oleh jarak dan zona waktu yang berbeda, Brown mengatakan dia harus fleksibel dengan tenggat waktu siswa karena dia bukan satu-satunya yang bekerja dari sisi lain planet ini. Ketika Mountain View meminta para siswanya meninggalkan asrama, banyak dari mereka pulang ke berbagai sudut lain di Indonesia. Ada juga bahkan yang meninggalkan negara itu.

“Kami memiliki grup Korea yang cukup besar di kampus kami, jadi banyak dari mereka benar-benar kembali ke Korea,” kata Brown.

Bahkan ada beberapa yang kembali ke Amerika Serikat.

“Kami sangat tersebar sekarang,” kata Brown. “Jadi kami harus sangat fleksibel dengan tenggat dan hal-hal semacam itu.”

Brown mengajar siswa kelas delapan dan siswa kelas sebelas. Kebanyakan dari mereka adalah penutur bahasa Inggris yang fasih; telah belajar di rumah atau melalui sistem yang dibuat oleh sekolah. Tapi dia membantu mereka mengasah kemampuan menulis mereka.

Sebagai sekolah Kristen, Mountain View mengadakan ibadah setiap hari Minggu, yang acap kali juga dipimpin oleh Brown. Sekolah itu kini mengadakan ibadah virtual.

Brown berkata bahwa ia juga mampu mengajarkan pelajaran Alkitab di kelasnya. “Itu sangat penting bagi kami, untuk membagikan Firman Tuhan melalui berbagai hal dan hal yang berbeda,” lanjut dia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*