JAKARTA, KalderaNews.com — Kementerian Sumber Daya Manusia India kini sedang mengkaji model pembelajaran dalam situasi new normal. Hal itu meliputi pengurangan masa belajar di ruang kelas menjadi 100 hari dalam satu tahun, disamping memperkecil jumlah siswa dalam satu ruang kelas. Model pembelajaran tersebut juga akan mengkombinasikan belajar di ruang kelas dan belajar di rumah.
Ini merupakan bagian dari pedoman tentang Pembukaan Kembali Sekolah yang akan diumumkan oleh pemerintah negara itu dalam waktu dekat. Bengalore Mirror, situs berita India, memberitakan hal ini pada 30 Mei 2020, mengutip sumber yang berkompeten dalam hal ini.
BACA JUGA:
- Tertarik Sekolah SMA di Singapura? Beasiswa Full MOE Tutup 28 Juni 2019
- Deadline Beasiswa D3 Akademi Metrologi dan Instrumentasi 14 Juni 2020
- Beasiswa S1 Penuh APERTI BUMN 2020 di 8 Perguruan Tinggi Ini Tutup 1 Juli 2020
- Deadline Beasiswa Unggulan S1 bagi Lulusan SMA/SMK/MA Sederajat di UISI 5 Juni 2020
- Buruan, 75 Beasiswa Master (S2) Double Degree Swiss German University Tutup 15 Juni 2020
- Beasiswa Penuh S1 Hukum Munir Said Thalib 2020 Tutup 20 Juli 2020
- Pendaftaran Beasiswa Penuh S1 Hukum Jentera Resmi Dibuka 11 Mei 2020 di Sini
- Beasiswa S2 The Future Leader PPM School of Management Jakarta Tutup 15 Juli 2020
Sistem pembelajaran sebelum kenormalan baru dalam satu tahun memakan waktu 220 hari kerja dengan 1.320 jam di kelas. Dalam sistem pembelajaran di situasi kenormalan baru, waktu belajar di sekolah menjadi 100 hari dalam satu tahun dengan 600 jam belajar.
Sisa 220 hari kerja dan 720 jam belajar akan dipergunakan sebagai berikut: 100 hari kerja dengan durasi 600 jam adalah waktu untuk belajar di rumah. Ada pun 20 hari (120 jam), atau dua hari dalam sebulan yang tersisa, disisihkan untuk intervensi dari dokter dan pembimbing dari sekolah memastikan kesehatan emosional murid.
Menurut Bengalore Mirror, ini adalah pedoman tentang Pembukaan Kembali Sekolah yang akan diumumkan segera. Kementerian Sumber Daya Manusia India juga meminta semua sekolah memberi perhatian kepada anak-anak yang kurang beruntung yang mungkin tidak memiliki akses ke fasilitas online dan alat belajar dan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Mereka harus dibantu beradaptasi dengan format pembelajaran baru, kata sumber Bengalore Mirror.
Lebih jauh pedoman yang masih berupa usulan itu, menyarankan agar jumah siswa per kelas di situasi kenormalan baru tidak lebih dari 30 persen hingga 50 persen dari jumlah murid di masa normal lama. Untuk dapat mewujudkan ini, frekuensi masuk sekolah dapat diatur sedemikian rupa.
Siswa yang duduk di kelas satu sampai lima, masuk sekolah hanya dua kali seminggu, sementara kelas 6 hingga 8 masuk sekolah 2- 4 kali seminggu, dan kelas 9 hingga 12 dapat hadir di sekolah 4-5 kali seminggu.
Jam pelajaran juga dikurangi dari 46 menit pada situasi normal lama menjadi 30 menit pada situasi kenormalan baru. Namun pelajaran terpadu selama satu jam dapat direncanakan untuk beberapa mata pelajaran.
Fleksibilitas dalam kehadiran dan permintaan cuti sakit, akan diberikan untuk memungkinkan siswa – dengan persetujuan orang tua mereka – belajar dari rumah dengan mematuhi protokol pembelajaran yang juga sedang dibuat. (Sumber: Bengalore Mirror)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply