Kuliah Online Dipermanenkan, Begini Kata Presiden Jokowi dan Mas Menteri Nadiem

Sharing for Empowerment

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim juga mengungkapkan bahwa pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan permanen setelah pandemi Covid-19. Berdasar penilaian Kemendikbud, kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang mendasar.

Menteri yang berulang tahun ke-36 pada 4 Juli 2020 ini menyebutkan, pemanfaatan teknologi memberi kesempatan kepada sekolah melakukan berbagai modeling kegiatan belajar. “Pembelajaran jarak jauh ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR. (yp)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




2 Comments

  1. Bagus sekali dan saya mendukung kuliah online di permanenkan baik ada tidaknya corona. Dg demikian maka para putra putra terbaik daerah tidak akan keluar dari daerahnya. Mereka bisa menuntut ilmu dari daerahnya dan sekaligus bisa langsung mengamalkan ilmu di daerahnya untuk kemajuan di daerahnya. Sementara ini putra putra terbaik daerah tidak pernah kembali ke daerahnya begitu lulus kuliah. Sehingga daerahnya tetap saja tertinggal dan tidak berkembang, dan malah justru ikut mengembangkan dan memajukan daerah lain yang sudah mapan. Bila putra daerah tetap kuliah dan tidak keluar dari daerahnya, maka dijamin pemerataan dalam segala bidang akan dapat terwujud, karena mau tidak mau pemerintahpun akan ikut memenuhi segala akses baik informasi maupun teknologi untuk bisa menjamin keberlangsungan proses pendidikan di daerah tsb. Alangkah indahnya bila semua golongan dan kelompok desa desa putra putri terbaiknya dapat kuliah online yg sudah tentu dengan biaya terjangkau. Mereke bisa kuliah sambil bekerja membantu orang tua sembari menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat. Sudah kuta ketahui bersama bahwa biaya hidup untuk kuliah lebih tinggi dari pada biaya kuliah itu sendiri, dan inilah yang menjadi sebab saudara saudara kita dengan penghasilan pas pasan tidak dapat kuliah dan bersaing. Yanng menjadi pertanyaan kita sampai kapan saudara saudara kita yg hidup sebagai kuli bangunan, penjual asongan dan mereka yang hidup dengan ekonomi pas pasan dapat menempuh pendidikan yang lebih tinnggi bila demikian???. Itu PR kita semua. Smg pak mas menteri bisa merealisasikan dan menfasilitasi kuliah online, sekaligus bisa di permanenkan dengan perencanaan yang matang.

  2. Trus buat apa gedung kuliah dibangun menjulang tinggi. Apakah gedung2 megah itu akan menjadi rumah hantu. Terus bagaimana juga nasib rumah2 kos disekitar kampus. Banyak masyarakat yg menggantungkan hidupnya dari sewa kamar2 kos. Belum juga nasip para penjual warung2 makan yg kini menjadi sepi bahkan banyak yg tutup.

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*