Wajib Tahu! Langkah Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung dan Stroke

Tim PKM UKI pada webinar ‘Manfaat Bantuan Hidup Dasar pada Serangan Jantung dan Stroke di Masyarakat Umum.' Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat penting untuk diketahui dan dipelajari oleh masyarakat (KalderaNews/ Dok.UKI).
Tim PKM UKI pada webinar ‘Manfaat Bantuan Hidup Dasar pada Serangan Jantung dan Stroke di Masyarakat Umum.' Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat penting untuk diketahui dan dipelajari oleh masyarakat (KalderaNews/ Dok.UKI).
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – 42 peserta dari kalangan masyarakat umum mengikuti webinar bertemakan ‘Manfaat Bantuan Hidup Dasar pada Serangan Jantung dan Stroke di Masyarakat Umum.’ Acara tersebut merupakan rangkaian dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Prodi DIII Keperawatan Universitas Kristen Indonesia (UKI). Dikutip dari situs resminya, Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah suatu usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kehidupan saat seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa atau gawat darurat.


Ns. Hasian Leniwita, M.Kep selaku Ketua Tim PKM UKI menyatakan pentingnya masyarakat mempelajari pertolongan pertama dasar untuk menolong seseorang atau penderita di fase darurat. Hal ini semata-mata untuk menolong petugas kesehatan ketika belum sampai di lokasi kejadian.

Tim PKM mengutip dari WHO (2012) bahwa stroke merupakan penyebab utama kecacatan di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian keempat tertinggi di dunia setelah penyakit jantung, kanker dan penyakit pernapasan kronik. Seseorang yang sehat dapat mengidap stroke apabila gaya hidupnya tidak sehat dan mudah stress. Stroke dapat mengarah kepada penyakit jantung.

Penyakit jantung koroner secara klinis ditandai dengan rasa nyeri di dada atau tertekan berat saat melakukan aktivitas berat atau berjalan jauh. Penderita jantung koroner dapat selamat dengan bantuan pertolongan pertama saat serangan jantung, yakni:

BACA JUGA:

  1. Lakukan 3A, yaitu Aman diri, Aman lingkungan dan Aman pasien.
  2. Cek respon keadaan korban
  3. Minta bantuan pertolongan tim medis jika tidak ada respon
  4. Cek pernapasan korban dengan cara melihat, mendengar dan merasakan
  5. Periksa nadi karotis, yakni nadi besar yang ada di leher
  6. Tentukan titik penekanan untuk Resusitasi Jantung Paru (RJP), 2 jari di atas pertemuan 2 tulang iga. Saat menentukan titik tekan, lepaskan baju korban untuk mempermudah menentukan titik tekan.
  7. Lakukan RJP atau Bantuan Hidup Dasar (BHD). Lakukan 30 kali penekanan sedalam 5 cm dan dua kali pemberian udara. Lakukan BHD ini sebanyak 5 siklus. Lakukan Bantuan Hidup Dasar (penekanan) sampai adanya respon pada korban. Tidak dianjurkan pemberian udara dari mulut ke mulut.

Jika penderita sudah diberi bantuan 5 siklus, akan tetapi belum terlihat membaik, maka ulangi terus tindakan BHD. Tanda-tanda membaik ialah adanya pernapasan spontan dan nadi karotis dapat diraba.

Tim PKM UKI selaku pakar dan akademisi menjelaskan bahwa risiko penyakit jantung dan stroke dapat diminimalisir dengan kontrol diri teratur. Mereka membaginya ke dalam dua kelompok, yakni faktor yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan.

Usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga dan riwayat stroke sebelumnya merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan. Sementara, hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol darah yang tinggi, trigliserida darah yang tinggi, obesitas, gangguan tidur, infeksi, dan gaya hidup merupakan faktor yang dapat dikendalikan

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*