BOGOR, KalderaNews.com – Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Waryono meminta para mahasantri penerima beasiswa berprestasi (PBSB) yang sekarang sedang belajar di kampus-kampus mitra Kementerian Agama untuk mempersiapkan diri dengan baik agar di kemudian hari bisa ikut mengelola potensi bangsa yang besar ini.
“Negara kita ini besar dan potensinya juga besar. Jika dikelola dengan baik, akan semakin besar. Anda semua ke depan bahkan jangan hanya menjadi pengelola, tapi juga menjadi pemilik nusantara ini,” tegasnya dikutip dari laman resmi Kemenag RI.
Waryono mengingatkan, untuk menjadi pemilik nusantara yang besar dan kaya ini, setidaknya para mahasantri PBSB harus memiliki tiga hal.
BACA JUGA:
- 2 Mahasantri Program Beasiswa Santri Berprestasi Juara Kaligrafi dan Nasyid di Mesir
- Begini 7 Fakta Ki Hajar Dewantara, Ternyata Pernah Jadi Santri dan Menteri
- Pendaftaran Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) 2020 Gratis Tutup 30 April 2020
Pertama, para mahasantri PBSB harus memiliki pengetahuan yang tinggi dan memadai. Menurutnya, ilmu yang rendah tidak akan pernah bisa menguasai. “Memiliki mungkin bisa, tapi menguasai tidak akan bisa,” tandasnya.
Kedua, harus memiliki modal sosial. “Nusantara ini bisa kita miliki kalau kita memiliki jaringan yang kuat lintas batas,” tegasnya saat memberikan pengarahan kepada para mahasantri penerima beasiswa berprestasi (PBSB), Selasa, 22 September 2020.
Ia pun mengajak agak para mahasantri PBSB agar tidak membatasi diri dalam bergaul, mau berteman dengan siapa saja, mau mempelajari disiplin ilmu apa saja.
“Tidak boleh menjadi mahasiswa yang ekslusif jika kita ingin memiliki nusantara ini. Kita harus menjadi manusia yang inklusif, karena itu akan menjadikan kita diterima siapa saja dan di mana saja,” tegasnya.
Ketiga, menguasai teknologi. Saat ini Indonesia belum berhasil menjadi produsen teknologi, tapi masih sebatas pengguna teknologi.
“Negara kita dua pertiganya adalah lautan, tapi teknologi kelautan kita belum maju,” tegasnya.
Mantan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini pun meminta para mahasantri PBSB selalu menumbuhkan kesadaran kritis dari kenyataan yang ada di negeri ini.
“Sebagai mahasiswa, kita semua harus menumbuhkan kesadaran kritis yang didasarkan pada realitas empirik di masyarakat. Jangan menjadi mahasiswa yang hanya ikut-ikutan. Pelajari ilmu pengetahuan dengan serius, karena negara menunggu kontribusi Anda,” pungkasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply